
Hari Ini Bergerak Biasa Saja, Emas Berpeluang "Meledak" Besok
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 December 2019 22:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global tidak banyak bergerak pada Kamis (5/12/2019), hanya bergerak di rentang US$ 1.478,60 - 1.478,60/troy ons di perdagangan sesi Amerika Serikat (AS).
Rentang yang sempit itu membuat pergerakan emas menjadi tidak menarik, pada pukul 21:10 WIB, emas US$ 1.474,66/troy ons, nyaris stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Rabu kemarin, melansir data Refinitiv. Kesepakatan dagang AS-China yang belum jelas kapan akan dilakukan menjadi penyebab tak menariknya pergerakan emas hari ini.
Pada Rabu kemarin, harga emas melesat hingga ke level US$ 1.484/troy ons akibat kesepakatan dagang yang diprediksi mundur hingga tahun depan. Hal tersebut terjadi setelah meredupnya harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China dalam waktu dekat.
Presiden Trump dalam sebuah wawancara saat menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di London menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.
Pemilu AS akan diadakan pada November tahun depan, sehingga pelaku pasar melihat kemungkinan perang dagang akan berlangsung lama, perekonomian global berisiko semakin melambat. Dampaknya emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali menjadi target investasi, harganya pun melesat.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.
Namun, kabar terbaru kedua negara kini sudah dekat dengan kesepakatan dagang. Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui perundingan dagang kedua negara mengabarkan jika AS dan China sedikit lagi mencapai kata sepakat untuk membatalkan sebagian bea masuk dalam kesepakatan dagang fase satu.
Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa perkataan Presiden Donald Trump kemarin bukan berarti perundingan dagang buntu, karena dia hanya berbicara spontan. Sumber tersebut juga menambahkan para negosiator dari AS memperkirakan kesepakatan dengan China akan tercapai sebelum tanggal 15 Desember.
Berita dari Bloomberg dikuatkan oleh pernyataan terbaru Presiden Trump yang berbeda dengan sebelumnya. "Diskusi (dagang dengan China) berjalan sangat baik dan kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada jurnalis di sela-sela pertemuan NATO di Inggris, seperti diberitakan Reuters.
Berbedanya pernyataan yang dilontarkan Presiden Trump membuat pasar bingung, dan lebih memilih wait and see, sehingga harga emas tidak banyak bergerak.
Selain perundingan dagang AS-China, emas sebenarnya punya modal lain untuk menguat yakni dolar AS yang sedang melemah.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Sam sedang merosot sejak awal pekan ini. Pada hari ini indeks dolar melemah 0,17% dan berada di level terlemah satu bulan. Total dalam dalam empat hari ini indeks dolar melemah 0,8%.
Emas global dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah harga logam mulia ini akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat.
Salah satu penyebab pelemahan dolar adalah rilis data tenaga kerja AS yang buruk. Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu malam melaporkan sepanjang di bulan November perekonomian AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) hanya sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones sebanyak 150.000 orang.
Data ini kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll) yang akan dirilis pada hari Jumat (6/12/2019) nanti. Sementara, data tenaga kerja AS versi pemerintah merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan suku bunga.
Jika data tenaga kerja AS yang dirilis besok juga buruk, ada kemungkinan agak menggoyahkan sikap The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga lagi.
Emas agaknya juga menanti rilis data tenaga kerja ini, sehingga pergerakannya menjadi tidak menarik pada hari ini. Jika benar demikian, ada peluang besok emas akan "meledak" alias mengalami pergerakan yang besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Rentang yang sempit itu membuat pergerakan emas menjadi tidak menarik, pada pukul 21:10 WIB, emas US$ 1.474,66/troy ons, nyaris stagnan dibandingkan penutupan perdagangan Rabu kemarin, melansir data Refinitiv. Kesepakatan dagang AS-China yang belum jelas kapan akan dilakukan menjadi penyebab tak menariknya pergerakan emas hari ini.
Pada Rabu kemarin, harga emas melesat hingga ke level US$ 1.484/troy ons akibat kesepakatan dagang yang diprediksi mundur hingga tahun depan. Hal tersebut terjadi setelah meredupnya harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China dalam waktu dekat.
Presiden Trump dalam sebuah wawancara saat menghadiri pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di London menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020.
Pemilu AS akan diadakan pada November tahun depan, sehingga pelaku pasar melihat kemungkinan perang dagang akan berlangsung lama, perekonomian global berisiko semakin melambat. Dampaknya emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali menjadi target investasi, harganya pun melesat.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump, sebagaimana dilansir CNBC International.
Namun, kabar terbaru kedua negara kini sudah dekat dengan kesepakatan dagang. Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui perundingan dagang kedua negara mengabarkan jika AS dan China sedikit lagi mencapai kata sepakat untuk membatalkan sebagian bea masuk dalam kesepakatan dagang fase satu.
Sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa perkataan Presiden Donald Trump kemarin bukan berarti perundingan dagang buntu, karena dia hanya berbicara spontan. Sumber tersebut juga menambahkan para negosiator dari AS memperkirakan kesepakatan dengan China akan tercapai sebelum tanggal 15 Desember.
Berita dari Bloomberg dikuatkan oleh pernyataan terbaru Presiden Trump yang berbeda dengan sebelumnya. "Diskusi (dagang dengan China) berjalan sangat baik dan kita lihat apa yang akan terjadi," kata Trump kepada jurnalis di sela-sela pertemuan NATO di Inggris, seperti diberitakan Reuters.
Berbedanya pernyataan yang dilontarkan Presiden Trump membuat pasar bingung, dan lebih memilih wait and see, sehingga harga emas tidak banyak bergerak.
Selain perundingan dagang AS-China, emas sebenarnya punya modal lain untuk menguat yakni dolar AS yang sedang melemah.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Sam sedang merosot sejak awal pekan ini. Pada hari ini indeks dolar melemah 0,17% dan berada di level terlemah satu bulan. Total dalam dalam empat hari ini indeks dolar melemah 0,8%.
Emas global dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah harga logam mulia ini akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaan berpotensi meningkat.
Salah satu penyebab pelemahan dolar adalah rilis data tenaga kerja AS yang buruk. Automatic Data Processing Inc. (ADP) pada Rabu malam melaporkan sepanjang di bulan November perekonomian AS menyerap tenaga kerja (di luar sektor pertanian) hanya sebanyak 67.000 orang, jauh di bawah konsensus Dow Jones sebanyak 150.000 orang.
Data ini kerap dijadikan acuan rilis data tenaga kerja AS versi pemerintah (non-farm payroll) yang akan dirilis pada hari Jumat (6/12/2019) nanti. Sementara, data tenaga kerja AS versi pemerintah merupakan salah satu acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menetapkan suku bunga.
Jika data tenaga kerja AS yang dirilis besok juga buruk, ada kemungkinan agak menggoyahkan sikap The Fed yang tidak akan menurunkan suku bunga lagi.
Emas agaknya juga menanti rilis data tenaga kerja ini, sehingga pergerakannya menjadi tidak menarik pada hari ini. Jika benar demikian, ada peluang besok emas akan "meledak" alias mengalami pergerakan yang besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular