
Harga CPO Melemah, Tapi Masih di Level RM 2.700/ton
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 December 2019 11:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) bergerak turun pada perdagangan hari ini. Namun harga CPO masih berada pada rentang tertingginya tahun ini.
Selasa (3/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange ditutup di RM 2.700/ton pada istirahat siang perdagangan. Harga CPO ditutup melemah 1,13% dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Harga CPO sebenarnya sudah menyentuh titik jenuh belinya (overbought), sehingga rawan terkoreksi. Selain itu kinerja ekspor produk minyak sawit Malaysia juga diperkirakan turun.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia diperkirakan turun hingga 7,4% dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh AmSpec Malaysia pada Sabtu (30/11/2019).
Sentimen lain yang juga turut memberatkan pergerakan harga CPO adalah kabar India akan membatasi impor produk minyak sawit. Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung industri minyak nabati domestik.
India memilih jalan ini guna mendukung petani domestik untuk lebih banyak berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dalam negeri.
Perlu diketahui bersama, India merupakan negara di kawasan Asia Selatan yang mengimpor dua pertiga kebutuhan minyak nabatinya.
Menurut data asosiasi industri minyak nabati India, Solvent Extractors' Association of India menyebut impor minyak sayur India tumbuh 3,5% menjadi 15,55 juta ton hingga akhir Oktober.
Pembelian minyak sawit sebanayk 9,4 juta ton menyumbang 60% total impor minyak nabati India tahun lalu. Mengutip Reuters.
Saat ini sentimen positif yang masih membuat harga CPO bertahan di level tertingginya adalah risiko di sisi suplai akibat kekeringan yang melanda Indonesia dan Malaysia. Kekeringan tersebut menyebabkan output menjadi turun.
Penurunan output diperkirakan baru terasa tahun depan bertepatan dengan dimulainya program B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia. Program mandat biodiesel ini merupakan salah satu program yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan menguatkan pasar domestik.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Selasa (3/12/2019), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange ditutup di RM 2.700/ton pada istirahat siang perdagangan. Harga CPO ditutup melemah 1,13% dibanding penutupan perdagangan kemarin.
Ekspor produk minyak sawit Malaysia diperkirakan turun hingga 7,4% dibanding bulan sebelumnya. Hal ini disampaikan oleh AmSpec Malaysia pada Sabtu (30/11/2019).
Sentimen lain yang juga turut memberatkan pergerakan harga CPO adalah kabar India akan membatasi impor produk minyak sawit. Langkah tersebut dilakukan untuk mendukung industri minyak nabati domestik.
India memilih jalan ini guna mendukung petani domestik untuk lebih banyak berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dalam negeri.
Perlu diketahui bersama, India merupakan negara di kawasan Asia Selatan yang mengimpor dua pertiga kebutuhan minyak nabatinya.
Menurut data asosiasi industri minyak nabati India, Solvent Extractors' Association of India menyebut impor minyak sayur India tumbuh 3,5% menjadi 15,55 juta ton hingga akhir Oktober.
Pembelian minyak sawit sebanayk 9,4 juta ton menyumbang 60% total impor minyak nabati India tahun lalu. Mengutip Reuters.
Saat ini sentimen positif yang masih membuat harga CPO bertahan di level tertingginya adalah risiko di sisi suplai akibat kekeringan yang melanda Indonesia dan Malaysia. Kekeringan tersebut menyebabkan output menjadi turun.
Penurunan output diperkirakan baru terasa tahun depan bertepatan dengan dimulainya program B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia. Program mandat biodiesel ini merupakan salah satu program yang dilakukan Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM dan menguatkan pasar domestik.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!
Most Popular