Langsung Tertekan di Awal Desember, Ini Target Harga Emas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 December 2019 14:46
Langsung Tertekan di Awal Desember, Ini Target Harga Emas
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global melemah di perdagangan pertama Desember, Senin (2/12/19), padahal dalam dua hari perdagangan sebelumnya mencatat penguatan beruntun.

Pada pukul 14:15 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.458,60/troy ons, melemah 0,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam dua hari sebelumnya, total emas berhasil menguat 0,66%.

Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, harga emas terbantu memanasnya hubungan AS dengan China yang meredupkan harapan akan adanya kesepakatan dagang dalam waktu dekat.



Memanasnya hubungan kedua negara dimulai ketika Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang membuat Pemerintah Beijing geram.

"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Hu Xijin, redaktur di tabloid Global Times (yang berafiliasi dengan pemerintah China), mengungkapkan Pemerintah Beijing akan memberikan balasan dengan melarang orang-orang yang terlibat dalam pembuatan UU tersebut masuk ke wilayah China.

Memanasnya hubungan kedua negara membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang tercermin dari penurunan mayoritas bursa saham global. Sementara pada hari ini bursa saham Asia justru berbalik menguat, itu artinya sentimen pelaku pasar membaik, yang menjadi kabar burik lagi emas.



Pulihnya sentimen pelaku pasar terbantu oleh rilis data aktivitas manufaktur China yang cukup bagus. Caixin melaporkan indeks aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 51,8 di bulan November, dibandingkan bulan sebelumnya 51,7.

Angka di atas 50 berarti ekspansi, dengan demikian pada bulan lalu sektor manufaktur China meningkatkan ekspansinya. Selain itu angka indeks di bulan November tersebut juga mematahkan prediksi penurunan menjadi 51,5 di Forex Factory.

Data bagus dari Caixin tersebut melengkapi data aktivitas manufaktur China versi pemerintah yang dirilis Sabtu lalu. Data tersebut menunjukkan angka 50,2 untuk bulan November. Ekspansi sektor manufaktur tersebut merupakan yang pertama kali setelah sebelumnya mengalami kontraksi dalam enam bilang berturut-turut.

Rilis tersebut juga mematahkan prediksi di Forex Factory yang menunjukkan sektor manufaktur China masih akan berkontraksi 49,5 di bulan November.


Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com


Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD kini bergerak di bawah rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau)

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak mendatar tetapi sudah di wilayah negatif dalam waktu yang cukup lama. 

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, MA 21 tetapi di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak turun dan berada wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas saat ini bergerak di dekat US$ 1.458/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Selama bertahan di atas support, harga emas berpeluang menguat ke US$ 1.462 sampai US$ 1.465/troy ons, melihat indikator stochastic yang oversold. Penembusan di atas US$ 1.465/troy ons akan membuka peluang kenaikan menuju US$ 1.472/troy ons. 

Sementara jika mampu menembus konsisten di bawah US$ 1.458/troy ons, emas berpeluang turun ke US$ 1.453/troy ons, atau lebih dalam lagi ke US$ 1.446/troy ons. Support selanjutnya jika US$ 1.446/troy ons ditembus berada di level US$ 1.440/troy ons.

Outlook emas masih cenderung melemah selama di bawah US$ 1.480/troy ons.


TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular