
Langsung Tertekan di Awal Desember, Ini Target Harga Emas
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 December 2019 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global melemah di perdagangan pertama Desember, Senin (2/12/19), padahal dalam dua hari perdagangan sebelumnya mencatat penguatan beruntun.
Pada pukul 14:15 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.458,60/troy ons, melemah 0,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam dua hari sebelumnya, total emas berhasil menguat 0,66%.
Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, harga emas terbantu memanasnya hubungan AS dengan China yang meredupkan harapan akan adanya kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Memanasnya hubungan kedua negara dimulai ketika Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang membuat Pemerintah Beijing geram.
"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Hu Xijin, redaktur di tabloid Global Times (yang berafiliasi dengan pemerintah China), mengungkapkan Pemerintah Beijing akan memberikan balasan dengan melarang orang-orang yang terlibat dalam pembuatan UU tersebut masuk ke wilayah China.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang tercermin dari penurunan mayoritas bursa saham global. Sementara pada hari ini bursa saham Asia justru berbalik menguat, itu artinya sentimen pelaku pasar membaik, yang menjadi kabar burik lagi emas.
Pulihnya sentimen pelaku pasar terbantu oleh rilis data aktivitas manufaktur China yang cukup bagus. Caixin melaporkan indeks aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 51,8 di bulan November, dibandingkan bulan sebelumnya 51,7.
Angka di atas 50 berarti ekspansi, dengan demikian pada bulan lalu sektor manufaktur China meningkatkan ekspansinya. Selain itu angka indeks di bulan November tersebut juga mematahkan prediksi penurunan menjadi 51,5 di Forex Factory.
Data bagus dari Caixin tersebut melengkapi data aktivitas manufaktur China versi pemerintah yang dirilis Sabtu lalu. Data tersebut menunjukkan angka 50,2 untuk bulan November. Ekspansi sektor manufaktur tersebut merupakan yang pertama kali setelah sebelumnya mengalami kontraksi dalam enam bilang berturut-turut.
Rilis tersebut juga mematahkan prediksi di Forex Factory yang menunjukkan sektor manufaktur China masih akan berkontraksi 49,5 di bulan November.
Pada pukul 14:15 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.458,60/troy ons, melemah 0,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara dalam dua hari sebelumnya, total emas berhasil menguat 0,66%.
Dalam dua hari perdagangan sebelumnya, harga emas terbantu memanasnya hubungan AS dengan China yang meredupkan harapan akan adanya kesepakatan dagang dalam waktu dekat.
Memanasnya hubungan kedua negara dimulai ketika Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang membuat Pemerintah Beijing geram.
"Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Hu Xijin, redaktur di tabloid Global Times (yang berafiliasi dengan pemerintah China), mengungkapkan Pemerintah Beijing akan memberikan balasan dengan melarang orang-orang yang terlibat dalam pembuatan UU tersebut masuk ke wilayah China.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang tercermin dari penurunan mayoritas bursa saham global. Sementara pada hari ini bursa saham Asia justru berbalik menguat, itu artinya sentimen pelaku pasar membaik, yang menjadi kabar burik lagi emas.
Pulihnya sentimen pelaku pasar terbantu oleh rilis data aktivitas manufaktur China yang cukup bagus. Caixin melaporkan indeks aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 51,8 di bulan November, dibandingkan bulan sebelumnya 51,7.
Angka di atas 50 berarti ekspansi, dengan demikian pada bulan lalu sektor manufaktur China meningkatkan ekspansinya. Selain itu angka indeks di bulan November tersebut juga mematahkan prediksi penurunan menjadi 51,5 di Forex Factory.
Data bagus dari Caixin tersebut melengkapi data aktivitas manufaktur China versi pemerintah yang dirilis Sabtu lalu. Data tersebut menunjukkan angka 50,2 untuk bulan November. Ekspansi sektor manufaktur tersebut merupakan yang pertama kali setelah sebelumnya mengalami kontraksi dalam enam bilang berturut-turut.
Rilis tersebut juga mematahkan prediksi di Forex Factory yang menunjukkan sektor manufaktur China masih akan berkontraksi 49,5 di bulan November.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular