
IHSG Sempat di Bawah 6.000, Terlemah Kedua Asia Pekan Ini
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2019 13:00

Selain risiko perang dagang AS-China, investor juga mencemaskan data-data ekonomi di Asia yang mengecewakan. Misalnya, produksi industri Jepang pada Oktober 2019 turun 7,4% year-on-year (YoY). Jauh memburuk ketimbang bulan sebelumnya yang naik 1,3%.
Secara month-on-month (MoM), produksi industri Negeri Matahari Terbit juga terkontraksi 4,2%. Padahal bulan sebelumnya masih naik 1,7%.
Beberapa produksi yang turun antara lain mesin untuk kebutuhan umum (-14,5% MoM), kendaraan bermotor (-7,8% MoM), mesin untuk kebutuhan bisnis (-6,5% MoM), dan mesin untuk kebutuhan produksi (-6,4% MoM). Sedangkan yang masih naik adalah suku cadang elektronik (0,9% MoM).
Korea Selatan juga membukukan penurunan produksi industri. Pada Oktober, produksi industri Negeri Ginseng turun 2,5% YoY. Pada September, produksi industri masih tumbuh 0,4%.
Tidak hanya negara maju, di negara berkembang pun terjadi perlambatan. Produksi industri Vietnam pada November 2019 tumbuh 5,4% YoY. Walau tumbuh, tetapi ini menjadi catatan terendah sejak Januari 2017.
Kemudian penjualan ritel di Negeri Paman Ho pada November 2019 tumbuh 12,6% YoY. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 13,3%.
Data-data ini menunjukkan bahwa 'suasana kebatinan' di Asia masih penuh keprihatinan. Walau belum resesi, tetapi perlambatan ekonomi terpampang nyata dan ini membuat investor menjauh untuk sementara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Secara month-on-month (MoM), produksi industri Negeri Matahari Terbit juga terkontraksi 4,2%. Padahal bulan sebelumnya masih naik 1,7%.
Beberapa produksi yang turun antara lain mesin untuk kebutuhan umum (-14,5% MoM), kendaraan bermotor (-7,8% MoM), mesin untuk kebutuhan bisnis (-6,5% MoM), dan mesin untuk kebutuhan produksi (-6,4% MoM). Sedangkan yang masih naik adalah suku cadang elektronik (0,9% MoM).
Tidak hanya negara maju, di negara berkembang pun terjadi perlambatan. Produksi industri Vietnam pada November 2019 tumbuh 5,4% YoY. Walau tumbuh, tetapi ini menjadi catatan terendah sejak Januari 2017.
Kemudian penjualan ritel di Negeri Paman Ho pada November 2019 tumbuh 12,6% YoY. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 13,3%.
Data-data ini menunjukkan bahwa 'suasana kebatinan' di Asia masih penuh keprihatinan. Walau belum resesi, tetapi perlambatan ekonomi terpampang nyata dan ini membuat investor menjauh untuk sementara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular