Usai Catat Reli Impresif, Poundsterling Anteng pada November

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 November 2019 19:31
Sepanjang bulan November, poundsterling melemah 0,28%, sementara di bulan Oktober mencatat kenaikan impresif 5,23%.
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (29/11/19). Sepanjang November, mata uang Inggris ini bergerak stabil dan berada di dekat level terkuat dalam lima bulan terakhir.

Pada pukul 18:30 WIB, poundsterling melemah tipis 0,07% di level US$ 1,2902/troy ons di pasar spot melansir data Refinitiv.

Sepanjang bulan ini, poundsterling melemah 0,28%, sementara di bulan Oktober mencatat kenaikan impresif 5,23%. Di bulan Desember, poundsterling berpeluang bergerak dengan rentang lebih besar, hal ini terlihat dari pengukuran volatilitas untuk dua pekan ke depan yang meningkat.



Reuters mewartakan pengukuran volatilitas untuk untuk 13 Desember naik ke level tertinggi dalam lima pekan terakhir. Untuk diketahui, Inggris akan mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 12 Desember, dan hasilnya akan diketahui pada 13 Desember. Para trader mengantisipasi hasil Pemilu itu, sehingga pada 13 Desember terbuka peluang pergerakan besar bagi poundsterling.

Antengnya poundsterling di bulan November juga merupakan dampak dari Pemilu tersebut. Sementara itu, penguatan di bulan Oktober dipicu oleh harapan akan segera berakhirnya tarik ulur keluarnya Inggris dari Uni Eropa alias Brexit.



Hasil survei terbaru yang dirilis oleh YouGov menunjukkan Partai Konservatif akan memenangi Pemilu, bahkan bisa meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987. 

Reuters mewartakan, pada Pemilu kali ini partai yang juga disebut Tory diprediksi akan meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.

Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses Brexit akan menjadi berkurang.



Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.

Survei dari YouGov pada tahun 2017 akurat memprediksi penurunan perolehan kursi Partai Konservatif saat Pemilu 2017 lalu. Jika ramalan YouGov kali ini tepat lagi, poundsterling berpotensi terbang tinggi pada 13 Desember.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Ngiler! Trading GBP/USD, Potensi Cuan Bisa Rp 37 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular