Tory Diramal Kuasai Parlemen, Masa Depan Poundsterling Cerah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 November 2019 20:40
Pemilu Inggris akan diadakan pada 12 Desember nanti, jika ramalan YouGov tepat, poundsterling berpotensi terbang tinggi.
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Chris Ratcliffe)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (28/11/19). Pada pukul 19:26 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2907 melemah 0,11% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sebelumnya poundsterling sempat menguat 0,22% ke level US$ 1,2950. Posisinya yang berada di dekat level psikologis US$ 1,3 membuat poundsterling diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuatnya berbalik melemah.

Meski demikian, outlook mata uang Inggris ini masih positif setelah hasil survei YouGov menunjukkan Partai Konservatif akan memenangi Pemilihan Umum (Pemilu Inggris) dan akan meraih suara mayoritas di parlemen.



Hasil survei terbaru yang dirilis oleh YouGov menunjukkan Partai Konservatif tidak hanya akan memenangi Pemilu, tetapi juga akan meraih kursi mayoritas parlemen terbanyak sejak tahun 1987. Survei dari YouGov pada tahun 2017 akurat memprediksi penurunan perolehan kursi Partai Konservatif saat Pemilu 2017 lalu.

Reuters mewartakan, kali ini partai yang juga disebut Tory diprediksi akan meraih 359 dari 650 kursi Parlemen Inggris. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sejak kemenangan Partai Konservatif tahun 1987 saat dipimpin Margaret Thatcher.



Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.

Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.

Sejak awal September, poundsterling menguat lebih dari 5% melawan dolar AS, salah satu penyebabnya adalah Partai Konservatif yang diramal akan memenangi Pemilu dan menguasai kursi mayoritas di Parlemen Inggris.

Lawan terberat Tory, Partai Buruh diprediksi akan mengalami penurunan jumlah kursi dari saat ini 262 menjadi 211 kursi. Sementara Partai Nasional Skotlandia (SNP) diramal mendapat 43 kursi dan Partai Liberal Demokrat 13 kursi. Partai Brexit yang sedang naik daun beberapa pekan lalu diprediksi tidak meraih kursi.



Pemilu Inggris akan diadakan pada 12 Desember nanti, jika ramalan YouGov tepat, poundsterling berpotensi terbang tinggi. Setidaknya ada empat bank investasi ternama yang memprediksi poundsterling akan berjaya dalam beberapa bulan ke depan.

JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan. Sementara, Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020.

Selain itu Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (long) poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular