Trading Forex: Yen Sudah di Level Terlemah 6 Bulan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 November 2019 10:45
Ini berarti harga per gramnya emas untuk ukuran 100 gram dibanderol Rp 695.000/gram, turun 0,14% dibandingkan Rabu kemarin.
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Yuriko Nakao/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagagan Kamis (28/11/19) pagi, meski demikian mata uang yang berstatus aset aman (safe haven) ini berada di level terlemah enam bulan.

Hingga perdagangan Rabu kemarin, yen sudah melemah enam hari berturut-turut, dengan total pelemahan nyaris 1%. Rabu kemarin, yen mengakhiri perdagangan di 109,55/US$ yang menjadi level terlemah sejak 31 Mei.

Sementara pada pagi ini, pukul 10:15 WIB, yen menguat 0,08% ke level 109,46/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Potensi memanasnya hubungan AS dengan China membuat yen menguat pada perdagangan hari ini. Dengan statusnya sebagai safe haven, yen selalu diuntungkan ketika terjadi ketegangan politik atau gejolak di pasar finansial.

Setelah lama ditunda, pada Rabu waktu setempat, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani Undang-Undang (UU) penegakan hak asasi manusia dan demokrasi Hong Kong yang sebelumnya telah disetujui oleh Kongres AS.

Salah satu poin dalam UU tersebut adalah pemberian sanksi bagi pejabat China yang terbukti melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong.

"Saya menandatangani UU ini sebagai bentuk rasa hormat saya terhadap Presiden Xi (Jinping), China dan rakyat Hong Kong" kata Trump dalam sebuah keterangan resmi yang dirilis Gedung Putih, mengutip Reuters.

Presiden Trump juga menambahkan. "UU ini disahkan dengan harapan pemimpin serta perwakilan China dan Hong Kong akan dapat menyelesaikan perbedaan mereka secara damai sehingga dapat menciptakan kemakmuran bagi semua".

Pemerintah Beijing sebelumnya sudah berulang kali mengingatkan AS agar tidak mencampuri urusan Hong Kong yang merupakan bagian dari China.
Menteri Luar Negeri China pagi ini memberikan pernyataan yang keras. "Pemerintah China akan membalas jika AS terus melakukan hal semacam ini. AS adalah pihak yang harus bertanggung jawab," tegas pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri China, seperti diberitakan Reuters.

Meski hubungan AS-China kembali panas, tetapi yen tidak bisa leluasa menguat pada hari ini, Dolar AS masih cukup tangguh setelah rilis beberapa data ekonomi AS.



Rabu kemarin, pembacaan kedua produk domestik bruto (PDB) AS dirilis sebesar 2,1% lebih tinggi dari pembacaan awal 1,9%.

Data lain menunjukkan pesanan barang tahan lama tumbuh 0,6% di bulan Oktober secara bulanan atau month-on-month (MoM). Di bulan sebelumnya, data ini turun 1,2%. Sementara pesanan barang tahan lama inti, yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan, juga tumbuh 0,6% MoM, dari bulan sebelumnya yang turun 0,4%.

Data-data tersebut memperkuat sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang lebih optimis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini dibandingkan beberapa pekan lalu.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Sepekan Naik 1,5%, Dolar AS di Level Tertinggi 7 Bulan vs Yen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular