Dear BI, Tahun Depan Suka yang Longgar atau yang Ketat Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 November 2019 12:11
The Fed Stop Turunkan Bunga?
Ilustrasi Gedung Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Lalu bagaimana dengan 2020? Kira-kira apakah BI masih akan menerapkan kebijakan moneter longgar? Atau justru suka yang ketat-ketat seperti 2018?

Untuk sampai ke sana, pertama kita perlu melihat kira-kira bagaimana arah kebijakan moneter global tahun depan. Kalau mau melihat tren kebijakan moneter global, kiblatnya tentu ke Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve sebagai bank sentral paling berpengaruh di kolong langit.

Setiap kuartal, The Fed menerbitkan proyeksi terbaru mengenai arah suku bunga ke depan yang disebut dot plot. Isinya cuma titik-titik, tetapi itu menggambarkan bakal ke mana Federal Funds Rate bakal bergerak.

Saat ini, suku bunga acuan di Negeri Paman Sam berada di 1,5-1,75%. Mengutip dot plot edisi September 2019, mayoritas anggota Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) memperkirakan suku bunga akan bertahan di sana sampai akhir 2020.

Akan tetapi, perlu dicermati bahwa cukup banyak anggota FOMC yang memperkirakan suku bunga acuan bisa naik tahun depan. Paling tinggi ke 2,25-2,5%.

Dear BI, Tahun Depan Suka yang Longgar atau yang Ketat Nih?FOMC

Seperti BI, The Fed pun tahun ini akomodatif dengan menurunkan suku bunga acuan tiga kali. Namun tahun depan, kemungkinan Ketua Jerome 'Jay' Powell tidak lagi menerapkan kebijakan moneter longgar.

The Fed memang punya alasan untuk sedikit ngerem pada 2020. Ekonomi AS terus mengalami ekspansi, siklus yang belum terputus sejak 2016.

 

Pada kuartal III-2019, pembacaan kedua angka pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan angka 2,1% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized). Lebih baik ketimbang pembacaan pertama yaitu 1,9% dan kuartal II-2019 yang sebesar 2%.



Powell menilai ekspansi ekonomi AS masih akan berlanjut. Dia pun menegaskan bahwa dampak pelonggaran kebijakan moneter sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.

"Dampak dari ekspansi ekonomi sekarang sudah dirasakan oleh masyarakat. Masih banyak yang akan dirasakan ke depan. Walau ekspansi ekonomi yang terjadi lebih lambat dari perkiraan kami sebelumnya.

"Saya melihat gelas setengah kosong ketimbang setengah penuh. Dengan kebijakan yang tepat, kita bisa mengisinya dan membuat lebih banyak masyarakat menikmati keuntungan," papar Powell belum lama ini, seperti dikutip dari Reuters.

Oleh karena itu, sepertinya tahun depan ekonomi AS sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan stimulus moneter. Jadi wajar kalau para pengambil kebijakan di The Fed memperkirakan siklus penurunan suku bunga sudah selesai, setidaknya sampai akhir tahun depan.

Stance The Fed yang kemungkinan netral cenderung ketat pada 2020 kemungkinan akan diikuti oleh bank sentral di negara-negara lain termasuk BI. Kalau melihat dari sisi tren kebijakan moneter global, maka kebijakan BI tahun depan sepertinya sudah tidak longgar lagi.


(aji/dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular