
Strategi BTN 2020: Digital Banking, Shifting ke Dana Murah
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
27 November 2019 18:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berkomitmen mengakselerasi digital banking dan fokus beralih atau shifting dengan membidik dana murah (current account and saving account/CASA) atau tabungan dan giro pada tahun depan, dari sebelumnya dana mahal deposito.
Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan ada perubahan satu tahun ke depan perseroan akan mengurangi eksposur di obligasi, pinjaman bilateral, dan menggantinya dengan time deposit atau deposito. Namun perusahaan akan mengubah fokus penghimpunan dana lebih mengarah ke segmen ritel, bukan ke institusional.
"Gimana caranya BTN re-balancing retail naik dan komposisi turun. Deposito institusi akan turun dan retail naik. Kita akan shifting sebagian dana-dana ke tabungan [dana murah]," kata Nixon, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Tingginya rasio dana mahal dinilai membuat biaya dana atau cost of fund perseroan sehingga bunga pinjaman ikut terkerek naik.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operation, IT & Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengatakan perseroan memang akan shifting ke penghimpunan biaya murah.
"Mau enggak mau adalah transaksi dan untuk interaksi KPR dan butuh inovasi dan ada pemindahan khusus dan menyangkut digital banking. Itu faktor-faktor yang akan mendorong dan mempercepat shifting ke biaya mahal ke biaya murah," katanya.
"BTN berpotensi dan punya 'kebun binatang' atau market sendiri, dan itu berangkat dari KPR dengan pemindahan yang spesifik, dari kekuatan analitik dan inovasi akan akselerasi digital banking dan akan bawa biaya porsi biaya [cost of fund] tidak besar," katanya.
Sebagai informasi, hingga kuartal III/2019, Bank BTN mencatatkan penyaluran kredit perseroan yang naik sebesar 16,75% yoy (year on year) dari Rp 220,07 triliun pada September 2018 menjadi Rp 256,93 triliun di periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, pada kuartal III/2019, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18,1%yoy.
DPK BBTN tercatat naik dari Rp 195,05 triliun pada September 2018 menjadi Rp 230,35 triliun pada bulan yang sama tahun ini. Dengan capaian penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan aset sebesar 16,12% yoy dari Rp272,3 triliun pada kuartal III/2018 menjadi Rp316,21 triliun.
(tas/roy) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%
Direktur Finance, Planning, & Treasury BTN Nixon L. P. Napitupulu mengatakan ada perubahan satu tahun ke depan perseroan akan mengurangi eksposur di obligasi, pinjaman bilateral, dan menggantinya dengan time deposit atau deposito. Namun perusahaan akan mengubah fokus penghimpunan dana lebih mengarah ke segmen ritel, bukan ke institusional.
"Gimana caranya BTN re-balancing retail naik dan komposisi turun. Deposito institusi akan turun dan retail naik. Kita akan shifting sebagian dana-dana ke tabungan [dana murah]," kata Nixon, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Tingginya rasio dana mahal dinilai membuat biaya dana atau cost of fund perseroan sehingga bunga pinjaman ikut terkerek naik.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operation, IT & Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengatakan perseroan memang akan shifting ke penghimpunan biaya murah.
"Mau enggak mau adalah transaksi dan untuk interaksi KPR dan butuh inovasi dan ada pemindahan khusus dan menyangkut digital banking. Itu faktor-faktor yang akan mendorong dan mempercepat shifting ke biaya mahal ke biaya murah," katanya.
"BTN berpotensi dan punya 'kebun binatang' atau market sendiri, dan itu berangkat dari KPR dengan pemindahan yang spesifik, dari kekuatan analitik dan inovasi akan akselerasi digital banking dan akan bawa biaya porsi biaya [cost of fund] tidak besar," katanya.
Sebagai informasi, hingga kuartal III/2019, Bank BTN mencatatkan penyaluran kredit perseroan yang naik sebesar 16,75% yoy (year on year) dari Rp 220,07 triliun pada September 2018 menjadi Rp 256,93 triliun di periode yang sama tahun ini.
Di sisi lain, pada kuartal III/2019, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 18,1%yoy.
DPK BBTN tercatat naik dari Rp 195,05 triliun pada September 2018 menjadi Rp 230,35 triliun pada bulan yang sama tahun ini. Dengan capaian penyaluran kredit dan penghimpunan DPK tersebut, Bank BTN mencatatkan kenaikan aset sebesar 16,12% yoy dari Rp272,3 triliun pada kuartal III/2018 menjadi Rp316,21 triliun.
(tas/roy) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular