Trading Forex: Yen Sudah Melemah 6 Hari Beruntun lho!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 November 2019 11:54
Harapan akan adanya kesepakatan dagang antara AS dengan China membuat sentimen pelaku pasar membaik dan membuat daya tarik yen sebagai aset aman berkurang.
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Yuriko Nakao/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (27/11/19) pagi. Hingga hari ini, Mata Uang Negeri Matahari Terbit ini sudah melemah dalam enam hari beruntun.

Pada pukul 10:50 WIB, yen melemah 0,07% ke level 109,11/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. 



Harapan akan adanya kesepakatan dagang antara AS dengan China membuat sentimen pelaku pasar membaik dan membuat daya tarik yen sebagai aset aman (safe haven) berkurang.

Membaikknya sentimen pelaku pasar tercermin dari pergerakan bursa saham. Bursa saham AS (Wall Street) kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Selasa kemarin, dan mayoritas bursa saham Asia juga menghijau pada pagi ini.

Selasa kemarin CNBC International mewartakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, pagi ini berbicara dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.



"Kedua belah pihak membahas penyelesaian masalah-masalah inti yang menjadi perhatian bersama, mencapai konsensus bagaimana masalah tersebut diselesaikan dan setuju untuk terus berdiskusi mengenai isu-isu untuk kesepakatan fase satu" tulis rilis Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Setelah kabar tersebut berhembus, Presiden AS Donald Trump memberikan pernyataan Washington berada di "pembahasan terakhir" kesepakatan dengan China yang akan menghentikan perang dagang yang sudah berlangsung selama 16 bulan.

"Melihat pernyataan Trump, kesepakatan dagang sepertinya masih harus menunggu setidaknya sampai akhir pekan" Kyosuke Suzuki, direktur forex di Societe Generale Tokyo, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Saya pikir pasar bertaruh kedua belah pihak akan terus berkompromi untuk perundingan bea masuk. Jika hal tersebut terjadi, kita akan melihat aksi buy-on-rumour-sell-on-fact pada USD/JPY" tambahnya.

Pernyataan terakhir Suzuki menyiratkan jika perudingan dagang belum akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat, kurs yen bisa berbalik menguat melawan dolar AS.

Sampai saat ini Presiden Trump masih belum membatalkan rencana kenaikan bea masuk importasi dari China pada 15 Desember mendatang. Jika sampai tanggal tersebut kedua negara belum meneken kesepakatan, perang dagang berisiko kembali memanas.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Panasnya AS-Iran Bawa Yen ke Level Terkuat Tiga Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular