
Harga IPO Rp 1.400-1.800/saham, Akankah Saham Uni-Charm Laku?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang memproduksi beragam popok dan pembalut wanita, PT Uni-Charm Indonesia optimistis target dana yang dihimpun dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) senilai Rp 1,2 triliun akan terserap pasar.
Meskipun, belakangan ini situasi pasar saham sedang tertekan. Hal ini terindikasi dari imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih terkoreksi 1,86% sejak awal tahun hingga 25 November 2019.
Katalis yang masih membayangi adalah belum jelasnya kelanjutan negosiasi dagang, sehingga membuat investor cenderung menghindari aset berisiko seperti pasar saham.
Uni-Charm berencana melepas 831 juta lembar saham baru atau setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran umum perdana saham Uni-Charm dipatok mulai dari Rp 1.400-1.800/saham dengan valuasi price to earnings ratio (PE) di level 12,4 kali - 16 kali.
Dengan kisaran harga IPO itu, besaran dana yang bisa diraup bisa antara Rp 1,16 triliun hingga Rp 1,49 triliun, kendati perusahaan optimistis bisa s
Associate Director PT Sinarmas Sekuritas, Datin Rashidah Mahadi, yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek dalam gelaran IPO Uni-Charm Indonesia meyakini, investor akan menyerap dana IPO Uni-Charm.
Selain mengandalkan investor domestik, kata Datin, Uni-Charm juga bekerjasama dengan Nomura Singapore Ltd untuk menjaring investor institusi di luar negeri.
"Kami confident, dana IPO akan terserap investor," kata Datin Rashidah Mahadi, Senin di Ritz Carlton Jakarta (25/11/2019).
Catatan CNBC Indonesia, meski jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga 25 November 2019 ini sudah mencapai 48 perusahaan, tapi masih minim perusahaan dengan emisi di atas Rp 1 triliun.
Baru dua emiten yang nilai emisinya di atas Rp 1 triliun, keduanya adalah perusahaan manufaktur PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) dan perusahaan asuransi PT Asuransi Sinarmas MSIG Tbk (LIFE).
GGRP mencatatkan saham perdana pada 19 September 2019, nilai emisi yang dihimpun Rp 1,03 triliun. Sedangkan, LIFE mencatatkan saham perdana pada 9 Juli 2019 dengan raihan emisi Rp 4,76 triliun, tapi nilai tersebut merupakan divestasi kepemilikan pemegang saham lama. Dengan masuknya Uni-Charm, ini akan menjadi penerbitan emisi paling besar sepanjang tahun berjalan.
"Sejauh ini Uni-Charm yang terbesar untuk penerbitan saham baru sepanjang tahun 2019," kata Datin menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Uni-Charm Indonesia Yuji Ishii menuturkan, skema IPO dipilih perseroan untuk menghimpun pendanaan karena lebih efisien. Rencananya, Uni-Charm akan mengalokasikan 64,6% dana IPO untuk belanja modal. Sekitar 20,6% untuk membayar utang dan sisanya 14,8% untuk modal kerja.
"Dengan IPO kita ingin meningkatkan penjualan, dana IPO juga untuk meningkatkan produksi," kata Yuji Ishii.
Meski menggenjot produksi, perusahaan belum akan menambah pabrik baru dalam dua hingga 3 tahun ke depan. Saat ini, Uni-Charm sudah memiliki 4 pabrik dan akan memaksimalkan utilitasnya.
Simak insentif IPO emiten di BEI dari Sri Mulyani
(tas/tas) Next Article IPO Terbesar, Uni-Charm Bidik Dana Tembus Rp 1,2 T
