JPMorgan Cs Sarankan Beli Poundsterling Sekarang, Minat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 November 2019 16:26
Performa sejak awal September hingga Jumat kemarin, Mata Uang Negeri John Bull ini sudah menguat sekitar 5,5%, menjadi mata uang dengan kinerja moncer.
Foto: Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling melawan dolar Amerika Serikat (AS) melemah di pekan ini, bahkan dalam lima hari perdagangan hanya mampu menguat sekali pada Senin (18/11/19). Setelahnya, poundsterling melemah empat hari berturut-turut.

Sepanjang pekan ini, poundsterling mencatat pelemahan 0,95%, mengakhiri perdagangan Jumat di level US$ 1,2831, berdasarkan data investing.com.

Meski demikian, pelemahan poundsterling bisa dikatakan wajar melihat posisinya berada di dekat level tertinggi lima bulan. 



Tidak hanya itu, tahun depan poundsterling juga diprediksi akan melesat naik. Hal ini tidak lepas dari potensi berakhirnya kisruh Brexit yang selama ini menekan poundsterling. Banyak bank investasi global yang kini menyarankan untuk mengambil posisi beli (long) poundsterling.



Bank of America Merrill Lynch memprediksi poundsterling menguat 8% ke level US$ 1,39 di akhir tahun 2020, sebagaimana dilansir Bloomberg.

Selain Bank of America Merrill Lycnh, masih banyak lagi bank investasi ternama yang memberikan pendapat sama. Bank Morgan Stanley merekomendasikan beli (long) poundsterling sebagai salah satu dari 10 trading terbaiknya di 2020. Morgan Stanley menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,4 di akhir kuartal I-2020.

Ada lagi JPMorgan Chase & Co menargetkan poundsterling berada di level US$ 1,33 pada semester pertama 2020, dan Goldman Sachs melihat peluang mata uang Inggris ini berada di level US$ 1,35 dalam beberapa bulan ke depan.

Semua itu bisa terjadi seandainya Partai Konservatif memenangi Pemilihan Umum (Pemilu) dan menguasai kursi mayoritas di parlemen pada 12 Desember nanti.



Partai Konservatif merupakan partai pemerintah Inggris saat ini pimpinan Perdana Menteri Boris Johnson. Jika Partai Konservatif atau yang biasa disebut Tory ini memenangi Pemilu dan meraih suara mayoritas di parlemen, maka hambatan proses perceraian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) akan menjadi berkurang.

Seperti diketahui sebelumnya, proposal Brexit selalu kandas di Parlemen Inggris. Proposal terbaru yang dibuat PM Johnson dan telah disetujui oleh Komisi Eropa kandas lagi di Parlemen Inggris sehingga deadline Brexit yang seharusnya pada 31 Oktober lalu mundur menjadi 31 Januari tahun depan.

Hasil polling dari Good Morning Britain menunjukkan Partai Konservatif unggul 14 poin dari pesaing beratnya Partai Buruh pimpinan Jeremy Corbyn, sebagaimana dilansir CNBC International. Kemenangan Tory dalam Pemilu memberikan sentimen positif bagi poundsterling, karena akan mengakhiri ketidakpastian nasib Inggris selama tiga setengah tahun.

Bagaimana Trader Forex, Berminat mengambil posisi beli (long) poundsterling?

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular