Trading Forex: AS-China Tarik-Ulur, Yen Jadi Naik-Turun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 November 2019 09:54
di awal perdagangan kemarin, mata uang Negeri Matahari Terbit ini mampu menekan dolar AS cukup dalam, tetapi justru berakhir melemah di akhir.
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/11/19), melanjutkan pelemahan tipis Kamis kemarin. Padahal di awal perdagangan kemarin, mata uang Negeri Matahari Terbit ini mampu menekan dolar AS cukup dalam, tetapi justru berakhir melemah di akhir.

Pada pukul 9:30 WIB pagi ini, yen diperdagangkan di level 108,65/US$, melemah tipis 0,02% di pasar spot berdasarkan data Refinitiv.

Panas-dingin hubungan AS dengan China membuat kurs yen naik turun. Yen terkenal dengan statusnya sebagai aset aman (safe haven), saat hubungan AS-China memanas maka daya tariknya akan meningkat, harganya akan menguat, begitu juga sebaliknya.

Reuters pada hari Rabu melaporkan penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China dapat mundur hingga tahun 2020 lantaran China berusaha untuk mendapatkan penghapusan bea masuk yang lebih agresif dari AS.



Pemberitaan dari Reuters tersebut mengutip pakar-pakar di bidang perdagangan dan orang-orang yang dekat dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.



Di sisi lain, dari pihak China menyatakan banyak orang menyakini kesepakatan dalam waktu dekat, tetapi Pemerintah Beijing juga sudah siap dengan skenario perang dagang berkepanjangan.

"Beberapa orang China percaya bahwa China dan AS dapat mencapai kesepakatan segera. China menginginkan kesepakatan tetapi siap untuk skenario terburuk, perang dagang yang berkepanjangan" kata Hu Xijin, editor tabloid China Global Times yang terafiliasi dengan pemerintah, melalui Twitter, Rabu.

Akibat kabar tersebut selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar memburuk, dampaknya aset-aset berisiko berguguran, dan yen menguat 0,3% ke 108,27/US$ di awal perdagangan Kamis. 

Namun, memasuki perdagangan sesi AS kemarin, kabar baru berhembus yang membuat yen berbalik melemah hingga pagi ini. China dikabarkan ingin bertemu langsung dengan AS, tidak hanya via telepon.



"China akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan awal dengan AS karena kedua belah pihak menjaga saluran komunikasi tetap terbuka" kata Kementerian Perdagangan China, sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu Wall Street Journal yang mengutip dari sumber terkait mengatakan Beijing sudah mengundang para negosiator AS untuk mengadakan perundingan face-to-face.

Akibatnya, sentimen pelaku pasar kembali membaik, yen pun ditinggalkan. Sampai ada kejelasan apakah kesepakatan ditandatangani atau tidak, kurs yen melawan dolar AS akan terus dibuat naik turun di kisaran 108-109,30/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Panasnya AS-Iran Bawa Yen ke Level Terkuat Tiga Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular