
Bursa Regional Sudah Balik Menghijau, IHSG Masih Saja Melemah

Dari dalam negeri, sejatinya ada juga sentimen positif yakni rilis data perdagangan internasional periode Oktober 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data ini diumumkan pada hari Jumat (15/11/2019).
Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa ekspor melemah sebesar 6,13% secara tahunan, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor mengalami kontraksi sebesar 9,03%. Sementara itu, impor diumumkan ambruk hingga 16,39% secara tahunan, lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan kontraksi sebesar 16,02%.
Neraca dagang Indonesia pada bulan lalu membukukan surplus senilai US$ 160 juta, lebih baik ketimbang konsensus yang memperkirakan adanya defisit senilai US$ 300 juta.
Dengan neraca dagang yang bisa membukukan surplus di bulan Oktober, ada harapan bahwa defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) akan kembali membaik di kuartal IV-2019.
Untuk diketahui, pada kuartal I-2019 Bank Indonesia (BI) mencatat CAD berada di level 2,51% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 1,94% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 2,93% dari PDB. CAD pada tiga bulan kedua tahun ini juga lebih dalam ketimbang capaian pada periode yang sama tahun lalu di level 2,96% dari PDB.
Pada kuartal III-2019, CAD membaik menjadi 2,66% dari PDB, dari yang sebelumnya 3,22% pada kuartal III-2018.
Untuk diketahui, ekspor barang merupakan salah satu komponen pembentuk transaksi berjalan, sehingga surplus di pos ini tentu akan memberikan asupan energi dalam meredam CAD.
Sebagai informasi, transaksi berjalan merupakan faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia/NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Dengan melihat kinerja bursa saham regional yang justru bisa membalikkan keadaan dengan merangsek ke zona hijau, beserta dengan kehadiran sentimen positif dari dalam dan luar negeri, masih ada harapan bahwa bahwa IHSG akan mampu membalikkan keadaan dan menutup perdagangan sesi dua di zona hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
