Lumayan! Harga CPO Masih Naik, tapi Tak Banyak-banyak

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
13 November 2019 11:12
Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) naik, namun tak bisa banyak-banyak karena harganya sudah melejit sebulan terakhir.
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) naik, namun tak bisa banyak-banyak karena harganya sudah melejit dalam sebulan terakhir.

Harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange masih belum beranjak dari level RM 2.600/ton. Pada 10.30 WIB, hari ini, Rabu (13/11/2019), harga menyentuh RM 2.618/ton naik 14 ringgit atau 0,53% dibanding harga penutupan perdagangan Selasa kemarin.



Harga CPO sudah melesat tajam hingga 20,7% dari 14 Oktober hingga penutupan perdagangan kemarin.

Secara teknikal harga CPO sudah menyentuh level jenuh belinya.

Namun lonjakan ekspor serta berkurangnya produksi serta stok Malaysia jadi sentimen positif yang mengerek harga naik.

Mengutip Reuters, Dewan Sawit Malaysia (MPOB) merilis data stok minyak sawit Malaysia periode Oktober turun 4,1% dibanding bulan sebelumnya menjadi 2,35 juta ton. Stok ini merupakan yang terendah kedua tahun ini setelah stok bulan Agustus yang mencapai 2,25 juta ton.

Penurunan stok ini di luar dugaan, padahal poling yang dihimpun Reuters sebelumnya menunjukkan bahwa stok akan berada di level 2,52 juta ton naik dari bulan September sebesar 2,45 juta ton.

Sementara itu output atau produksi minyak sawit turun menjadi 1,79 juta ton dari bulan sebelumnya sebesar 1,88 juta ton. Penurunan output disebabkan oleh adanya kekeringan dan kabut yang juga menurunkan produktivitas.

Dari sisi ekspor juga mengalami peningkatan. Ekspor minyak sawit Malaysia bulan Oktober mencapai 1,64 juta ton melampaui poling Reuters yang hanya 1,59 juta ton. Ekspor minyak sawit Malaysia bulan Oktober lebih tinggi dibanding ekspor September atau naik 16,4%.


Peningkatan ekspor terjadi karena tingginya permintaan minyak sawit dari China akibat penurunan pasokan minyak kedelai.

Sementara itu survei yang dilakukan oleh lembaga survei independen kenamaan Intertek Testing Services mengatakan bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1-10 September mencapai 344.330 ton sementara pada 1-10 Oktober naik menjadi 412.020 ton.

Artinya ekspor produk minyak sawit Malaysia melonjak hingga 19,7% pada periode 1-10 November dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.

Penurunan produksi, stok dibarengi dengan permintaan yang naik membuat harga CPO terangkat. Namun harga CPO berpotensi terkoreksi karena sudah mencapai level jenuh belinya.

Walaupun koreksi harga CPO berpotensi terjadi, namun harga masih diprediksikan naik hingga tahun depan karena didongkrak oleh program B20 dan B30 di Malaysia dan Indonesia. Diprediksi permintaan minyak sawit untuk program B30 sampai 9,6 juta ton.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg) Next Article Harga CPO Anjlok, tapi Masih Bisa Naik Kok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular