
Banyak Kabar Bagus, Poundsterling Malah Gagal Menguat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 November 2019 19:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling gagal mempertahankan penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (12/11/19), padahal saat ini sedang ada beberapa kabar bagus dari Inggris.
Pada pukul 18:28 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2826, melemah 0,19% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Senin kemarin Data yang dirilis Office for National Statistic (ONS) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Inggris kuartal III-2019 tumbuh 0,3% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Sementara di kuartal sebelumnya, PDB Inggris mengalami kontraksi 0,2%.
Dengan demikian rilis data PDB tersebut, Inggris berhasil terhindar dari resesi. Perekonomian suatu negara dikatakan mengalami resesi jika mengalami kontraksi dalam dua kuartal beruntun.
Kabar bagus lainnya datang dari Partai Brexit, sang ketua umum, Nigel Farage mengatakan tidak akan bersaing untuk merebut 317 kursi parlemen yang dimiliki Partai Konservatif, sebagaimana dilansir CNBC International.
Keputusan Farage tersebut diambil setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada minggu malam mengatakan tidak akan memperpanjang masa transisi Brexit yang akan berakhir Desember 2020.
Sebelumnya Farage mengatakan akan mengajukan calon anggota parlemen di 600 daerah pemilihan, kecuali PM Johson setuju untuk membawa Inggris keluar total dari Uni Eropa.
Setelah mendengar pernyataan PM Johnson tersebut, Farage kini tidak akan mengajukan kandidat di daerah pemilihan yang dikuasai Partai Konservatif. Farage mengatakan partainya akan bertarung untuk merebut kursi dari oposisi yang dipimpin Partai Buruh dan partai lainnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) sela yang akan diadakan pada 12 Desember nanti.
Sikap Farage berimbas positif bagi Partai Konservatif yang berusaha menambah kursi mayoritas di parlemen. Jika menguasai parlemen dan mendapat dukungan, rencana PM Johnson membawa Inggris keluar dari Uni Eropa bakal mudah dimuluskan, mengingat deadline-nya sudah ditunda menjadi 31 Januari 2020, dari sebelumnya 31 Oktober tahun ini.
Sementara itu pada hari ini, ONS melaporkan tingkat pengangguran Inggris turun menjadi 3,8% di bulan September dari bulan sebelumnya 3,9%.
Penurunan tingkat pengangguran juga diikuti dengan pertumbuhan rata-rata upah yang cukup baik. Dalam tiga bulan yang berakhir September, rata-rata upah naik 3,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, meski pertumbuhan tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,8%.
Kabar bagus tersebut belum mampu membuat poundsterling terus melaju naik setelah menguat 0,63% Senin kemarin. Dolar AS kembali mendapat tenaga menguat menjelang pidato Presiden AS Donald Trump pada ajang Economic Club di New York hari Selasa waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO
Pada pukul 18:28 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2826, melemah 0,19% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Senin kemarin Data yang dirilis Office for National Statistic (ONS) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Inggris kuartal III-2019 tumbuh 0,3% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ). Sementara di kuartal sebelumnya, PDB Inggris mengalami kontraksi 0,2%.
Kabar bagus lainnya datang dari Partai Brexit, sang ketua umum, Nigel Farage mengatakan tidak akan bersaing untuk merebut 317 kursi parlemen yang dimiliki Partai Konservatif, sebagaimana dilansir CNBC International.
Keputusan Farage tersebut diambil setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada minggu malam mengatakan tidak akan memperpanjang masa transisi Brexit yang akan berakhir Desember 2020.
Sebelumnya Farage mengatakan akan mengajukan calon anggota parlemen di 600 daerah pemilihan, kecuali PM Johson setuju untuk membawa Inggris keluar total dari Uni Eropa.
Setelah mendengar pernyataan PM Johnson tersebut, Farage kini tidak akan mengajukan kandidat di daerah pemilihan yang dikuasai Partai Konservatif. Farage mengatakan partainya akan bertarung untuk merebut kursi dari oposisi yang dipimpin Partai Buruh dan partai lainnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) sela yang akan diadakan pada 12 Desember nanti.
Sikap Farage berimbas positif bagi Partai Konservatif yang berusaha menambah kursi mayoritas di parlemen. Jika menguasai parlemen dan mendapat dukungan, rencana PM Johnson membawa Inggris keluar dari Uni Eropa bakal mudah dimuluskan, mengingat deadline-nya sudah ditunda menjadi 31 Januari 2020, dari sebelumnya 31 Oktober tahun ini.
Sementara itu pada hari ini, ONS melaporkan tingkat pengangguran Inggris turun menjadi 3,8% di bulan September dari bulan sebelumnya 3,9%.
Penurunan tingkat pengangguran juga diikuti dengan pertumbuhan rata-rata upah yang cukup baik. Dalam tiga bulan yang berakhir September, rata-rata upah naik 3,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, meski pertumbuhan tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,8%.
Kabar bagus tersebut belum mampu membuat poundsterling terus melaju naik setelah menguat 0,63% Senin kemarin. Dolar AS kembali mendapat tenaga menguat menjelang pidato Presiden AS Donald Trump pada ajang Economic Club di New York hari Selasa waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lockdown di Inggris Masih Dipertahankan, Poundsterling KO
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular