Saham Properti Tahir Liar Lagi, BEI Hentikan Perdagangannya

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 November 2019 13:02
perdagangan saham MPRO di pasar reguler dan pasar tunai setelah sebelumnya di-suspensi dengan alasan yang sama.
Foto: Dato Sri Tahir (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten properti yang dinaungi oleh keluarga Dato Sri Tahir, yakni PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) kembali dihentikan sementara perdagangan sahamnya (suspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah dalam kurun waktu 3 hari mencatatkan kenaikan saham hingga 74,42%.

Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan, pada saham MPRO, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham MPRO di pasar reguler dan pasar tunai sejak perdagangan tanggal 11 November 2019 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut," kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M Panjaitan.

Padahal pada 4 November lalu, BEI baru saja membuka kembali perdagangan saham MPRO di pasar reguler dan pasar tunai setelah sebelumnya di-suspensi dengan alasan yang sama.


Melansir halaman keterbukaan informasi, manajemen perusahaan mengadakan public expose insidentil pada 6 November 2019untuk menjawab pertanyaan BEI sehubungan dengan suspensi pada 31 Oktober 2019.

Secara umum MPRO menyampaikan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham perusahaan. Selain itu, manajemen perusahaan juga menyebutkan dalam waktu dekat belum memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi apapun.



Dari grafik di atas memang terlihat bahwa harga saham perusahaan bergerak liar sejak akhir Oktober. Bahkan dalam beberapa minggu belakangan, karena kenaikan yang signifikan harga saham MPRO hampir selalu menyentuh batas auto reject atas.

MPRO merupakan perusahaan properti milik keluarga Dato Sri Tahir, di mana Jonathan Tahir tercatat memiliki 34% kepemilikan saham perusahaan tersebut. Dato Sri Tahir memiliki 17% saham, Jane Dewi Tahir memiliki 8,5%, Dewi Riady 8,5%, Grace Dewi Riady 8,5% serta beberapa pihak lainnya. Publik tercatat hanya memilik 1,15% saham di perusahaan ini.


MPRO juga baru merilis kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama 2019. Perseroan masih membukukan kerugian Rp 18 miliar, turun dibandingkan periode yang sama 2018 senilai Rp 30,76 miliar.

Sementara itu, pendapatan perseroan tercatat naik 198,76% menjadi Rp 89,56 miliar dari Rp 29,98 miliar. Beban pokok penjualan dan pendapatan naik 65,43% menjadi Rp 32,57 miliar dari Rp 19,69 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Masih Rugi tapi Saham Properti Tahir Melesat 24%, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular