
Ekonomi RI Melambat, Apakah Resesi Sudah Dekat?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 November 2019 12:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Perlambatan ekonomi domestik sudah mempengaruhi kondisi anggaran negara. Penerimaan pajak terlihat menurun, seiring perlambatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% (year-on-year/YoY) pada kuartal III-2019. Melambat dibandingkan pencapaian kuartal sebelumnya yaitu 5,05% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal II-2017.
Dari sisi lapangan usaha, terlihat hampir seluruh sektor mengalami perlambatan. Berikut rincian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 menurut lapangan usaha:
Kelesuan aktivitas ekonomi sudah berimbas kepada kas negara. Penerimaan pajak dari berbagai sektor ekonomi melambat, bahkan ada yang mengalami kontraksi.
Di sisi lain, pemerintah ingin menggenjot belanja karena kebijakan fiskal diposisikan sebagai instrumen counter-cyclical. Per akhir September, realisasi penyerapan belanja barang tercatat Rp 204,2 triliun atau 59,2% dari pagu. Realisasi ini lebih tinggi dari rata-rata realisasi Januari-September selama 2015 hingga 2018 yaitu 51,95%.
Kemudian belanja sosial pada Januari-September 2019 adalah Rp 86,9 triliun atau 89,5%. Lebih tinggi dari rata-rata penyerapan belanja sosial Januari-September pada 2015 hingga 2018 yaitu 64,63%.
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% (year-on-year/YoY) pada kuartal III-2019. Melambat dibandingkan pencapaian kuartal sebelumnya yaitu 5,05% dan menjadi laju terlemah sejak kuartal II-2017.
Dari sisi lapangan usaha, terlihat hampir seluruh sektor mengalami perlambatan. Berikut rincian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 menurut lapangan usaha:
Kelesuan aktivitas ekonomi sudah berimbas kepada kas negara. Penerimaan pajak dari berbagai sektor ekonomi melambat, bahkan ada yang mengalami kontraksi.
Di sisi lain, pemerintah ingin menggenjot belanja karena kebijakan fiskal diposisikan sebagai instrumen counter-cyclical. Per akhir September, realisasi penyerapan belanja barang tercatat Rp 204,2 triliun atau 59,2% dari pagu. Realisasi ini lebih tinggi dari rata-rata realisasi Januari-September selama 2015 hingga 2018 yaitu 51,95%.
Kemudian belanja sosial pada Januari-September 2019 adalah Rp 86,9 triliun atau 89,5%. Lebih tinggi dari rata-rata penyerapan belanja sosial Januari-September pada 2015 hingga 2018 yaitu 64,63%.
Next Page
Ada Harapan di Kuartal IV-2019
Pages
Most Popular