Bank Sentral Inggris Beri Kejutan, Poundsterling KO

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 November 2019 20:35
Mata uang poundsterling Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (7/11/19).
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Chris Ratcliffe)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling Inggris melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (7/11/19). Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang memberikan kejutan pada rapat kebijakan moneter hari ini menjadi penyebab performa negatif poundsterling.

Pada pukul 19:48 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2813, atau melemah 0,3% di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, dua dari sembilan anggota komite kebijakan moneter (Monetary Policy Committee/MPC) memilih untuk memangkas suku bunga. Hal ini menjadi kejutan, mengingat sejak dalam lebih dari satu tahun terakhir, sembilan anggota MPC selalu bersuara bulat untuk mempertahankan suku bunga 0,75%.

Hasil survei Reuters juga menunjukkan semua anggota MPC akan memilih tetap mempertahankan suku bunga saat ini.

Sampai saat ini, BoE menjadi bank sentral utama dunia yang tidak mengikuti kebijakan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS. Namun suara-suara agar suku bunga dipangkas akhirnya muncul, yang membuat poundsterling KO.



Michael Saunders dan Jonathan Haskel menjadi anggota MPC yang memilih suku bunga dipangkas kali ini. Kali terakhir bank sentral pimpinan Mark Carney ini memangkas suku bunga pada Agustus 2016.

Baik Saunders dan Haskel menyatakan keputusan memilih suku bunga dipangkas terkait dengan berkurangnya lapangan pekerjaan, serta meningkatnya risiko pelambatan ekonomi global serta risiko dari perceraian Inggris dengan Uni Eropa alias Brexit.

BoE memprediksi dalam tiga tahun ke depan ekonomi Inggris akan tumbuh 1% atau di bawah itu. Namun pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi diprediksi naik menjadi 2%.

Sementara inflasi yang saat ini sebesar 1,7% diperkirakan akan melambat menjadi 1,2% di pertengahan tahun depan.



Para anggota MPC lainnya menilai perekonomian Inggris tidak banyak berubah dalam tiga bulan terakhir, tetapi mereka membuka peluang untuk memangkas suku bunga jika kondisi ekonomi memburuk.

Deadline Brexit sudah resmi ditunda hingga 31 Januari nanti. Sebelum saat itu tiba, Inggris akan mengadakan Pemilu sela pada 12 Desember nanti.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Ekonomi Nyungsep, Poundsterling Malah Menguat ke Rp 18.305

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular