Fitch Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI, Paling Banter 5,1%

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 November 2019 16:26
Fitch revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia cuma 5,1%
Foto: Ilustrasi aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga riset internasional, Fitch Solutions, merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini dilakukan setelah menyimak rilis pertumbuhan ekonomi yang disampaikan BPS kemarin yang menunjukkan perekonomian Indonesia bergerak stagnan cenderung melemah.

Dalam riset yang dirilis hari ini (6/11/2019) dengan tajuk "Indonesia's new government will boost economy with stimulus", Fitch Solutions mengestimasi ekonomi Indonesia di tahun 2019 tumbuh 5,1% dari sebelumnya diproyeksi tumbuh 5,3%. Kemudian untuk tahun 2020, ekonomi Ibu Pertiwi dianalisa tumbuh 5,2% dari sebelumnya diestimasi tumbuh 5,4%.

Fitch Solutions memutuskan untuk merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia karena tingkat permintaan domestik terus memperlihatkan tren pelemahan, di mana hal ini tercermin dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal kemarin tercatat sebesar 5% YoY (year-on-year) dari sebelumnya 5,2% YoY di kuartal II-2019.

Penurunan permintaan juga terlihat dari koreksi signifikan pada impor produk dan jasa yang tercatat anjlok 9% YoY di kuartal III-2019, dari sebelumnya hanya melemah 6,7% YoY di kuartal sebelumnya.

Sedangkan untuk ekspor masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif dengan naik tipis 0,02% YoY sepanjang kuartal kemarin. Akan tetapi patut dicermati bahwa pada 9 bulan pertama tahun 2019, total ekspor Indonesia anjlok 8% YoY sebagai dampak dari perang dagang AS-China yang berkelanjutan, penurunan harga komoditas, dan ketidakpastian politik dalam negeri karena pemilihan presiden.

Selain itu dari sisi investasi, yakni penanaman modal tetap bruto (PMTB) juga melambat dari 5% pada periode April-Juni 2019, menjadi hanya 4,2% pada Juli-September 2019.

Foto: Dwi Ayuningtyas


Lebih lanjut, Fitch Solutions menganalisa bahwa tren perlambatan permintaan domestik masih akan dialami hingga akhir tahun.

Pasalnya rilis data angka PMI (Purchasing Manager Index) di bulan Oktober tercatat hanya sebesar 47,7 poin, turun dari perolehan September yang ada di 49,1 poin. Capaian tersebut mengindikasikan bahwa jumlah pesanan yang masuk terus menurun yang membuat pelaku usaha enggan berekspansi.

Untuk diketahui angka di bawah 50 menandakan dunia usaha tidak melakukan ekspansi bisnis, dan sebaliknya.

Perolehan tersebut sejalan dengan data pertumbuhan kredit yang dihimpun oleh Bank Indonesia (BI), di mana pada bulan Agustus total kredit hanya tumbuh 8,7% YoY dibandingkan dengan pertumbuhan akhir tahun lalu yang sebesar 12% YoY.

6 Bulan Ke Depan Ekonomi Indonesia Akan Lebih Baik
Meskipun demikian, Fitch Solutions memprediksi bahwa kondisi perekonomian Indonesia akan lebih baik 6 bulan ke depan. Hal ini mengingat stimulus kebijakan fiskal dari pemerintah dan kebijakan moneter yang longgar diharapkan dapat meringankan tekanan yang dialami ekonomi Ibu Pertiwi saat ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum lama ini mengungkapkan bahwa pemerintah akan memberi toleransi defisit anggaran 2019 melebar dari 1,8% PDB menjadi 2% PDB.

Defisit fiskal yang lebih besar sama saja berarti anggaran belanja pemerintah akan meningkat dan ini diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik untuk 6 bulan ke depan.

Terlebih lagi, karena kabinet baru telah terbentuk maka beberapa proyek-proyek pemerintah yang tertahan dapat mulai dijalankan.

Selain itu, Fitch Solutions, memproyeksi bahwa kebijakan moneter BI akan semakin longgar, di mana suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) diestimasi akan berada di level 4,75% di akhir tahun ini, dan menyentuh level 4,25% pada akhir tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Fitch: Kabinet Baru Berat Buat Angkat Ekonomi RI, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular