
Suspensi Baru Dicabut, Saham ARTO Liar Lagi & Melesat 25%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 November 2019 13:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka kembali transaksi perdagangan saham PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) di pasar reguler dan pasar tunai pada hari ini (6/11/2019). Harga saham perusahaan pun langsung melesat naik dengan dibuka menguat 11,03% ke level Rp 2.920/unit saham.
Kemudian seiring berjalannya waktu penguatan harga saham perusahaan pun melebar hingga sempat menyentuh level Rp 3.280/unit saham atau naik 24,71% per pukul 13:20 WIB.
Nilai transaksi perdagangan ARTO tercatat sebesar Rp 460,14 juta dan volume perdagangan ada di 141.900 unit transaksi alias hampir dua kali lipat lebih tinggi dari rerata volume transaksi harian yang senlai 79.716 unit transaksi.
Untuk diketahui, sepanjang tahun ini BEI telah 4 kali menghentikan sementara perdagangan saham (suspensi) ARTO karema terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Suspensi terakhir saham perusahaan adalah pada 8 Oktober 2019. Hal ini dikarenakan, setelah dibuka suspensinya pada 4 Oktober, saham perusahaan langsung naik 24,64%.
Dari grafik di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir meroket 317,57% atau lebih dari 4 kali lipat. Alhasil wajar saja jika BEI melakukan suspense beberapa kali untuk memberi waktu bagi investor agar dapat lebih cermat mengambil keputusan investasi.
Pergerakan liar saham ARTO dipicu oleh pemberitaan bahwa perusahaan akan menjadi bank yang menangani transaksi Gojek alias GoBank. BEI pun meminta manajemen perusahaan untuk menggelar public exposes agar dapat memberikan klarifikasi terkait rumor di pelaku pasar dan media massa soal GoBank
ARTO menyampaikan tidak tahu-menahu terkait isu GoBank. "Kami juga tidak tahu sumber informasi itu dari mana [GoBank]," ujar Deddy Triyana, Plt Direktur Utama ARTO dalam public exposes insidentil, Senin (14/10/2019).
Dalam kesempatan itu Deddy mengatakan bahwa perseroan belum pernah melakukan komunikasi terkait isu akan menjadi GoBank. Dia juga menegaskan Bank Artos juga belum pernah berkomunikasi dengan ekosistem manapun, termasuk Gojek.
"Sampai saat ini perseroan tidak melakukan pembicaraan terkait rencana tersebut," tambah Deddy.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan belum melampirkan kinerja 9 bulan pertama tahun ini karena bermaksud melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, melansir halaman keterbukaan informasi BEI.
Sedangkan, pada paruh pertama tahun ini, pendapatan bunga bersih perusahaan anjlok 47,11% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 7,7 miliar dari sebelumnya Rp 14,57 miliar di semester I-2018.
Hal ini mengakibatkan total kerugian yang dibukukan ARTO pada semester I-2019 membengkak dua kali lipat atau 109,97% YoY menjadi Rp 14,16 miliar. Ini berarti, setidaknya dalam 5 tahun terakhir, perusahaan rajin menyetor rapor merah.
(dwa/dwa) Next Article Jerry Ng Resmi Caplok 37,65% Saham Bank Artos Rp 179 M
Kemudian seiring berjalannya waktu penguatan harga saham perusahaan pun melebar hingga sempat menyentuh level Rp 3.280/unit saham atau naik 24,71% per pukul 13:20 WIB.
Nilai transaksi perdagangan ARTO tercatat sebesar Rp 460,14 juta dan volume perdagangan ada di 141.900 unit transaksi alias hampir dua kali lipat lebih tinggi dari rerata volume transaksi harian yang senlai 79.716 unit transaksi.
Dari grafik di atas terlihat bahwa harga saham perusahaan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir meroket 317,57% atau lebih dari 4 kali lipat. Alhasil wajar saja jika BEI melakukan suspense beberapa kali untuk memberi waktu bagi investor agar dapat lebih cermat mengambil keputusan investasi.
Pergerakan liar saham ARTO dipicu oleh pemberitaan bahwa perusahaan akan menjadi bank yang menangani transaksi Gojek alias GoBank. BEI pun meminta manajemen perusahaan untuk menggelar public exposes agar dapat memberikan klarifikasi terkait rumor di pelaku pasar dan media massa soal GoBank
ARTO menyampaikan tidak tahu-menahu terkait isu GoBank. "Kami juga tidak tahu sumber informasi itu dari mana [GoBank]," ujar Deddy Triyana, Plt Direktur Utama ARTO dalam public exposes insidentil, Senin (14/10/2019).
Dalam kesempatan itu Deddy mengatakan bahwa perseroan belum pernah melakukan komunikasi terkait isu akan menjadi GoBank. Dia juga menegaskan Bank Artos juga belum pernah berkomunikasi dengan ekosistem manapun, termasuk Gojek.
"Sampai saat ini perseroan tidak melakukan pembicaraan terkait rencana tersebut," tambah Deddy.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan belum melampirkan kinerja 9 bulan pertama tahun ini karena bermaksud melakukan audit atas laporan keuangan tersebut, melansir halaman keterbukaan informasi BEI.
Sedangkan, pada paruh pertama tahun ini, pendapatan bunga bersih perusahaan anjlok 47,11% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 7,7 miliar dari sebelumnya Rp 14,57 miliar di semester I-2018.
Hal ini mengakibatkan total kerugian yang dibukukan ARTO pada semester I-2019 membengkak dua kali lipat atau 109,97% YoY menjadi Rp 14,16 miliar. Ini berarti, setidaknya dalam 5 tahun terakhir, perusahaan rajin menyetor rapor merah.
(dwa/dwa) Next Article Jerry Ng Resmi Caplok 37,65% Saham Bank Artos Rp 179 M
Most Popular