Investasi di ARTO, Honda Supra Disulap Jadi Porsche Panamera

Market - Tri Putra, CNBC Indonesia
18 March 2021 17:32
Bank Jago Foto: Bank Jago

Jakarta, CNBC Indonesia - Jagat pasar modal kembali dibuat terheran-heran dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO), setelah terkoreksi selama 2 hari perdagangan Bank Jago kembali melesat 7,34% ke level harga Rp 10.600/unit.

Di posisi saat ini dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 145 triliun, ini menjadikan Bank Jago menjadi bank dengan kapitalisasi pasar ketiga di bursa efek melampaui PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 117 triliun.

Bahkan kapitalisasi pasar ARTO tersebut ternyata lebih besar daripada startup paling besar di Indonesia yakni PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek yang disebut-sebut memiliki kapitalisasi pasar US$ 10 miliar atau Rp 144 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.400/dolar.

Cerita melesatnya Bank Jago atau dulu masih bernama Bank ArtoS dimulai 2 tahun silam kala itu Bank Artos masih dikuasai keluarga Arto Hardy dan harga sahamnya cenderung stagnan di area Rp 120/unit hingga Rp 140/unit.

Pada Pertengahan tahun 2019, harga saham ARTO naik gila-gilaan setelah keluarga Arto Hardy sang pemegang saham pengendali melepas kepemilikan sahamnya ke PT Metamorphosis Ekosistem Indonesia yang dinahkodai oleh bankir senior Jerry Ng dan investor Gojek Patrick Walujo melalui Wealth Track Technology.

Kedua investor baru ARTO tersebut kini mengusai 51% saham bank dengan aset Rp 1,7 triliun tersebut. Duo bankir kawakan ini masuk melalui skema rights issue dimana kala itu ARTO menerbitkan HMETD 8:1 dengan harga Rp 139/unit.

Desas-desus yang beredar di pasar di awal menyebut ARTO akan menjadi Bank Gojek. Rumor tersebut akhirnya terbukti. Gojek melalui sayap keuangannya yaitu PT Dompet Anak Bangsa (Gopay) mengakuisisi 22% saham ARTO dengan nilai transaksi sebesar Rp 2,77 triliun. Bersama Gopay, ARTO yang memang didesain untuk menjadi bank digital siap untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air melalui teknologi.

Terbaru, dana abadi atau Sovereign Wealth Fund (SWF) asal Singapura GIC Private Limited akan masuk menjadi pemegang saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui skema Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II alias rights issue dimana Bank Jago kembali menerbitkan HMETD 180:579 di harga Rp 2.350/unit.

GIC rencananya merogoh kocek sampai Rp 3,15 triliun untuk mengeksekusi HMETD sebanyak 1,19 miliar unit.

Pertanyaan yang muncul tentu saja berapa keuntungan seorang investor yang berinvestasi sejak bank ini masih dikuasai oleh keluarga Arto Hardy? Well berikut hitung-hitungannya.

Apabila seorang investor masuk ke saham ARTO di harga Rp 130/unit sebanyak 1.350 lot atau senilai Rp 17.550.000 maka sekarang nilai investasi tersebut di harga saat ini adalah senilai Rp 1,43 miliar. Nilai investasi awal Rp 17,55 juta setara dengan harga Honda Supra

Akan tetapi perlu dicatat angka ini tidak memperhitungkan rights issue yang didapatkan oleh investor baik pada HMETD pertama maupun HMETD kedua. Apabila sang investor pada putaran HMETD pertama mampu menjual haknya yakni 10.800 lembar ARTO-R di harga Rp 750/unit maka akan didapatkan keuntungan tambahan Rp 810 juta.

Sedangkan di RI putaran kedua jika sang investor mampu menjual haknya sebanyak 374 HMETD putaran kedua ARTO di harga Rp 9.000 maka akan ada dana tambahan Rp 336 juta sehingga total keuntungan sang investor mencapai Rp 2,5 miliar atau setara dengan mobil mewah Porsche Panamera.

Akan tetapi apabila sang investor menebus semua HMETD tersebut, angka keuntungan akan lebih menggila. Dengan modal sebesar Rp 870 juta, sang investor bisa mendapat cuan hingga Rp 13 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Gojek Caplok 22% Saham Bank Jago, Begini Rencana Besarnya


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading