
Dua Hari Loyo, Poundsterling Bangkit Merespons Data Jasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Poundsterling (GBP) kembali diperdagangkan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah tertekan dalam dua hari terakhir. Penguatan Poundsterling tersebut terjadi setelah rilis data survei Markit atas sektor jasa yang naik menjadi 50 dari sebelumnya 49,5.
Meski mengalami kenaikan, angka tersebut sejatinya menggambarkan stagnasi bidang jasa Inggris. GBP/USD hingga pukul 19:25 WIB diperdagangkan pada level US$ 1,2906, menguat 255 basis poin atau 0,19%.
Secara teknikal, pound masih bergerak fluktuatif karena posisinya bergerak hampir sama dengan rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5). Berdasarkan indikator Relative Strength Index (RSI), pound cenderung melemah. Level jenuh jualnya (oversold) pun terlihat masih cukup jauh.
![]() |
Pada hari Kamis (7/11/2019), Bank of England diperkirakan masih mempertahankan arah suku bunga acuannya yakni pada level 0,75%.
Ekonom BNP Paribas mengatakan pertemuan BoE akan menjadi sentimen netral bagi pound. "Kami mempertahankan sikap bullish pada poundsterling, meskipun di tengah ketidakpastian seputar hasil pemilihan umum, kami bersabar."
Di sisi lain, investor akan mengamati dengan cermat setiap perubahan tren jajak pendapat pada pemilihan umum yang akan digelar enam minggu lagi. Sebuah jajak pendapat bernama Yougov menunjukkan bahwa Partai Konservatif yang sedang berkuasa unggul 13 persen atas Partai Buruh oposisi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article PM Inggris Ingin Pemilu, Poundsterling Terdorong Melemah