Analisis Teknikal

Jelang Penetapan Suku Bunga Inggris, Poundsterling Naik Tipis

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
06 November 2019 19:23
Mata uang Inggris yakni Poundsterling (GBP) bergerak non trend terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) jelang penetapan suku bunga acuan.
Foto: Pounds (REUTERS/Sukree Sukplang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Inggris yakni Poundsterling (GBP) bergerak non trend terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pengumuman suku bunga Bank of England (BoE) pada Kamis (7/11/2019).

Hingga pukul 18:45 WIB, GBP/USD diperdagangkan pada level US$ 1,2886, menguat tipis 0,03%. Secara teknikal, poundsterling cenderung fluktuatif karena posisinya bergerak pada rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).

Indikator Relative Strength Index (RSI) menunjukkan poundsterling cenderung melemah. Level jenuh jualnya (oversold) terlihat masih cukup jauh sehingga pound sebenarnya masih dibatasi pelemahan.

Sumber: Refinitiv, Reuters

Pelaku pasar akan mencermati kebijakan Bank of England (BoE) mengenai suku bunga acuannya yang diperkirakan masih dipertahankan pada level 0,75%. Selain itu pidato dari pimpinan BoE mengenai dampak Brexit terhadap ekonomi Inggris juga akan diperhatikan.

Seperti dikutip dari Reuters, ketidakpastian Inggris keluar dari Uni Eropa telah membuat kepercayaan bisnis menjadi turun dan data ekonomi menjadi lemah, sehingga di masa mendatang kemungkinan besar BoE akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga, dan bukan sebaliknya.

Namun, pasar tidak mengharapkan bank sentral Inggris tersebut untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat hingga terlihat kejelasan di bidang politik.

Perdana Menteri Boris Johnson telah memenangkan voting untuk menggelar pemilihan umum yang dipercepat untuk memecah kebuntuan Brexit, Johnson berharap mendapat dukungan mayoritas di parlemen untuk dapat melewati kesepakatan Brexit-nya.

Pemilihan tersebut rencananya akan diadakan pada 12 Desember, Inggris hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelesaikan kebuntuan sampai akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari tahun depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular