
Internasional
Pertama Kali Sejak 2016, China Pangkas Suku Bunga Pinjaman
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 November 2019 17:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral China memangkas suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah (medium term lending facility/MLF) jangka waktu satu tahun pada hari Selasa (5/11/2019). Itu merupakan langkah pemotongan pertama kalinya sejak awal 2016.
Pemotongan itu bertujuan untuk menopang ekonomi yang melambat akibat melemahnya permintaan di dalam dan luar negeri.
Mengutip Reuters, People's Bank of China (PBOC) dalam situs resminya menyatakan mereka menurunkan suku bunga pinjaman MLF satu tahun (CNMF1YRRP) sebesar 5 basis poin (bps) menjadi 3,25% dari sebelumnya sebesar 3,30%.
PBOC juga mengatakan telah meminjamkan 400 miliar yuan (US$ 56,92 miliar) ke lembaga keuangan melalui alat likuiditas. Jumlah itu sedikit lebih rendah dari pinjaman MLF senilai 403,5 miliar yuan yang jatuh tempo pada hari Selasa.
Menanggapi hal ini, ekonom senior pasar negara berkembang di Commerzbank di Singapura Hao Zhou mengatakan bahwa meski pemotongan sangat kecil, itu jelas merupakan tanda bahwa bank sentral menjadi lebih proaktif dan mencari cara untuk meredakan kekhawatiran investor bahwa inflasi yang lebih tinggi akan mencegah lembaga itu menyuntikkan langkah-langkah stimulus baru.
"Mereka mencoba bermanuver dalam ruang terbatas ... Itu tidak mengubah gambaran keseluruhan bahwa pelonggaran agresif tidak ada dalam rencana. Di tingkat mikro masih ada beberapa dukungan yang ditargetkan dari pembuat kebijakan," katanya.
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ketiga telah melambat lebih dari yang diproyeksikan menjadi 6% dari tahun sebelumnya. Sementara itu pemerintah menargetkan pertumbuhan di kisaran 6%-6,5% setahun penuh. Bahkan, Nomura memproyeksikan bahwa ekonomi China akan melambat ke 5,8% pada kuartal saat ini, dan semakin melambat tahun depan.
(sef/sef) Next Article Jaga Likuiditas, Bank Sentral China Suntik Rp 400 T ke Pasar
Pemotongan itu bertujuan untuk menopang ekonomi yang melambat akibat melemahnya permintaan di dalam dan luar negeri.
Mengutip Reuters, People's Bank of China (PBOC) dalam situs resminya menyatakan mereka menurunkan suku bunga pinjaman MLF satu tahun (CNMF1YRRP) sebesar 5 basis poin (bps) menjadi 3,25% dari sebelumnya sebesar 3,30%.
Menanggapi hal ini, ekonom senior pasar negara berkembang di Commerzbank di Singapura Hao Zhou mengatakan bahwa meski pemotongan sangat kecil, itu jelas merupakan tanda bahwa bank sentral menjadi lebih proaktif dan mencari cara untuk meredakan kekhawatiran investor bahwa inflasi yang lebih tinggi akan mencegah lembaga itu menyuntikkan langkah-langkah stimulus baru.
"Mereka mencoba bermanuver dalam ruang terbatas ... Itu tidak mengubah gambaran keseluruhan bahwa pelonggaran agresif tidak ada dalam rencana. Di tingkat mikro masih ada beberapa dukungan yang ditargetkan dari pembuat kebijakan," katanya.
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal ketiga telah melambat lebih dari yang diproyeksikan menjadi 6% dari tahun sebelumnya. Sementara itu pemerintah menargetkan pertumbuhan di kisaran 6%-6,5% setahun penuh. Bahkan, Nomura memproyeksikan bahwa ekonomi China akan melambat ke 5,8% pada kuartal saat ini, dan semakin melambat tahun depan.
(sef/sef) Next Article Jaga Likuiditas, Bank Sentral China Suntik Rp 400 T ke Pasar
Most Popular