Maaf! Ekonomi RI Cuma Tumbuh 5,02%, Asing Bawa Kabur Rp 145 M

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
05 November 2019 13:09
Perolehan tersebut juga lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini yang ada di 5,07%.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini (5/11/2019), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan penguatan 0,63% ke level 6.218,95 poin.

Meskipun demikian, investor asing malah terlihat memilih mundur dari bursa saham acuan Ibu Pertiwi dengan membukukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 145,35 miliar. Padahal kemarin (4/11/2019), penanam modal asing baru saja membukukan aksi beli bersih seiring dengan membuncahnya optimisme damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China.


Emiten yang sahamnya paling banyak dilego asing di antaranya PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 119,96 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 26,66 milar), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 22,36 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 15,27 miliar), PT Bumi Resources Minerals Tbk/BUMI (Rp 15 miliar).

Rilis data ekonomi hari ini besar kemungkinan menjadi katalis investor kabur dari pasar saham domestik. Pasalnya, baik laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019, dan indeks keyakinan konsumen (IKK) bulan Oktober kompak bergerak ke selatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.



Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia kuartal kemarin hanya tumbuh 5,02%, lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya yang mencapai 5,05%. Perolehan tersebut juga lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini yang ada di 5,07%.

Bahkan dari grafik di bawah ini terlihat bahwa laju ekonomi triwulan ketiga tahun ini merupakan laju pertumbuhan terendah sejak triwulan kedua tahun 2017. Meskipun begitu, Kepala BPS, Suhariyanto, menyampaikan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi kuartal kemarin melambat, tapi tidak sedalam yang dialami oleh negara lain.



Lebih lanjut, hari ini Bank Indonesia (BI) juga merilis capaian IKK bulan lalu yang ternyata kembali melemah, meski nilainya masih di atas 100. Untuk diketahui, IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Angka di atas 100 menandakan konsumen masih optimistis menghadapi kondisi perekonomian saat ini dan masa mendatang.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, IKK pada Oktober berada di 118,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 121,8 dan menandakan pelemahan 5 bulan berturut-turut. Bahkan angka Oktober merupakan yang terendah sejak Februari 2017.



BI mencatat Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) pada Oktober turun 2,7 poin dibandingkan September. Kemudian Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) turun 4,2 poin.

"Pada Oktober, penurunan terjadi di seluruh kelompok tingkat pengeluaran responden. Terdalam dialami oleh tingkat pengeluaran di atas Rp 5 juta/bulan. Dari sisi usia, penurunan terjadi di hampir seluruh kelompok, terdalam dialami oleh usia 41-50 tahun," sebut laporan BI.

Laju pertumbuhan ekonomi yang melambat dan IKK yang terus turun tentunya meningkatkan keresahan pelaku pasar terutama investor asing bahwa Indonesia masih memerlukan waktu untuk menata diri di tengah situasi geopolitik yang tidak stabil dan ancaman perlambatan ekonomi global

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/hps) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular