
12 Tahun Negatif, Smartfren Cetak Rugi Lagi per Q3

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten telekomunikasi asuhan Grup Sinar Mas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mencatatkan rugi bersih Rp 1,64 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau hingga September 2019, turun 34% dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu Rp 2,50 triliun.
Ini artinya, sudah hampir 12 tahun atau sejak 2008, FREN tak pernah mencatatkan "angka biru" pada kinerja laba bersih.
Mengacu laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada 31 Oktober lalu, rugi bersih ini terjadi seiring dengan masih dialaminya rugi usaha sebesar Rp 1,76 triliun, kendati berkurang dari rugi bersih sebelumnya Rp 1,92 triliun.
Meski merugi, pendapatan perusahaan sebetulnya naik 26% menjadi Rp 4,98 triliun dari Rp 3,95 triliun. Pendapatan terbesar dari lini bisnis data sebesar Rp 4,72 triliun, naik dari sebelumnya Rp 3,76 triliun, dan bisnis non-data yang juga naik menjadi Rp 211,37 miliar dari sebelumnya Rp 159,51 miliar.
Hanya saja, beban perusahaan pada periode 9 bulan hingga kuartal III-2019 ini masih berat. Beban paling besar dari beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi yakni mencapai Rp 2,67 triliun, naik dari sebelumnya Rp 2,19 triliun.
Beban penjualan dan pemasaran juga naik menjadi Rp 638,59 miliar dari sebelumnya Rp 473,90 miliar.
Selain itu, faktor masih negatifnya laba perusahaan dikarenakan adanya kerugian kurs yang ditanggung mencapai Rp 198,15 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang untung kurs Rp 573,39 miliar. Ditambah lagi, adanya kerugian dari perubahan nilai wajar opsi konversi sebesar Rp 35,90 miliar, bengkak dari sebelumnya Rp 84,96 miliar.
Sebagai perbandingan, pada semester I-2019, kinerja Smartfren juga negatif dari sisi laba. Hingga akhir Juni 2019, FREN telah membukukan kerugian mencapai Rp 1,07 triliun, meskipun memang turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 1,65 triliun.
Total pendapatan usaha FREN pada semester I-2019, tumbuh dua digit, yakni mencapai 19,17% secara tahunan (year-on-year/YoY). Pada semester I-2019, perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp 3,03 triliun dari sebelumnya Rp 2,54 triliun pada semester I-2018.
Dengan kinerja negatif ini, saham FREN pada perdagangan Jumat ini (1/11/2019), amblas 6,04% di level Rp 140/saham pada pukul 14.51 WIB. Sebulan terakhir, saham FREN menguat 31%, kendati year to date saham FREN menguat 79%.
Fitch naikkan rating utang FREN
(tas/hoi) Next Article Hampir 12 Tahun Tekor, Smartfren Cetak Rugi Rp 2 T di 2019