Analisis

Emas Yang Malang, Ditekan Sana Sini, Berpeluang Turun Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 October 2019 14:05
Emas Yang Malang, Ditekan Sana Sini, Berpeluang Turun Lagi
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali ke bawah level psikologis US$ 1.500/troy ons sejak Senin kemarin. Padahal di hari Jumat pekan lalu, logam mulia ini sempat menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.

Emas pada perdagangan Senin kemarin melemah 0,79% ke level US$ 1.492,06/troy ons, di pasar spot melansir data Refinitiv Sementara pada hari ini, Selasa (29/10/19), emas diperdagangkan di level US$ 1.492,05/troy ons, nyaris stagnan dibandingkan penutupan Senin.

Pada perdagangan Jumat, harga emas sempat melesat 1% ke US$ 1.517/troy ons dalam waktu singkat. Penguatan tajam tersebut membuat emas seakan mendapatkan sinarnya lagi.

Namun nyatanya emas kehabisan "bensin" penguatan tajam itu hanya berlangsung sesaat, emas gagal mempertahankan momentum penguatan dan mengakhiri perdagangan di level US$ 1.504,33/troy ons, atau hanya menguat 0,07% pada perdagangan Jumat.



Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga di pekan ini menjadi penggerak utama harga emas.

Spekulasi bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga di pekan ini membuat harga emas "mengamuk", melesat sekitar 1% ke level US$ 1.517/troy ons di hari Jumat itu.

Berdasarkan data piranti FedWatch milik CME Group, sejak pekan lalu hingga hari ini pelaku pasar melihat probabilitas di atas 90% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Namun pemangkasan suku bunga dari The Fed di pekan ini tidak akan cukup mengangkat harga emas jika sang pimpinan, Jerome Powell, mengindikasikan belum akan ada lagi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Prediksi akan munculnya kalimat tersebut datang dari bank investasi ternama Goldman Sachs. Melansir CNBC International, Goldman Sachs meyakini The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps pekan ini, tetapi juga memprediksi Powell menilai pemangkasan kali ini menjadi yang terakhir, dan suku bunga akan ditahan dalam beberapa waktu ke depan.

Harga emas yang sudah melesat tinggi di tahun ini tentunya memerlukan lebih banyak "bensin" untuk terus menguat lagi. Apalagi, kini muncul sinyal kesepakatan dagang AS-China akan segera ditandatangani.

Senin kemarin, Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR) mengatakan pemerintah berencana untuk memperpanjang penundaan pengenaan bea impor terhadap beberapa produk dari China senilai total US$ 34 miliar.

Sementara itu pada pekan lalu dalam keterangan tertulis, USTR mengatakan AS-China sudah semakin dekat dengan kesepakatan dagang fase I.

Tidak hanya AS, pihak China pun memberi konfirmasi bahwa diskusi berjalan mulus. Keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China menyebutkan, pembahasan teknis mengenai sejumlah isu bisa dibilang sudah kelar. Salah satu isu yang dibahas adalah soal sektor pertanian.



Dengan ditandatanganinya kesepakatan dagang, perekonomian AS diharapkan bisa bangkit, dan The Fed kemungkinan tidak akan agresif dalam memangkas suku bunga. Dolar AS pun bisa menguat.

Namun di sisi lain, kesepakatan dagang AS-China tentunya akan berdampak pada membaiknya sentimen terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar. Di kala dolar AS menguat dan risk appetite meningkat, maka saat itu emas tidak akan menarik lagi, dan harganya berpotensi terus menurun.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)



Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com


Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) masih di wilayah negatif, tetapi histogram sudah masuk ke zona positif. Indikator ini mengindikasikan emas masih dalam fase konsolidasi

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8, dan di bawah MA 21 serta MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). Emas bergerak di dekat level US$ 1.490/troy ons, yang menjadi support (tahanan bawah terdekat).

Melihat indikator Stochastic yang naik dari wilayah oversold, emas berpeluang kembali menguat selama tertahan di atas level tersebut. Target kenaikan masih ke US$ 1.496 sampa 1.5500/troy ons. 

Sebaliknya, jika menembus ke bawah US$ 1.490/troy ons, tekanan turun emas akan semakin kuat dan membawa harga turun ke US$ 1.484 sampai 1.480/troy ons pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular