
Diam-diam ELTY Rilis Kinerja Semester I-2019, Tapi Ambles
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
23 October 2019 13:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Anak usaha Grup Bakrie di bidang properti, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya merilis kinerja keuangan semester I tahun ini, di mana perusahaan tercatat menorehkan rapor merah alias merugi.
Keterlambatan pelaporan ini mengakibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan tertulis III denda sebesar Rp 150 juta. Hingga Rabu ini (23/10/2019) saham perusahaan juga masih dihentikan sementara perdagangannya (suspensi) di pasar tunai dan reguler.
Data laporan keuangan mencatat, sepanjang paruh pertama 2019, ELTY membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 137,76 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumya, perusahaan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,06 triliun.
Akan tetapi, sejatinya laba yang diperoleh di semester I-2018 merupakan one-off gain dari keuntungan penyelesaian utang obligasi konversi anak usaha ELTY, yakni BLD Investment Pte. Ltd (BLDI), senilai Rp 3,07 triliun.
Sebagai informasi, pada Maret tahun lalu perusahaan telah menyelesaikan skema restrukturisasi obligasi konversi yang diterbitkan BLDI dengan menyerahkan 37,92% saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (GAP) yang dimiliki oleh PT Prima Bisnis Utama (PBU) di harga penawaran Rp 140/saham. Perusahaan juga menerbitkan 2,52 miliar waran.
Sementara itu, momok yang menyebabkan ELTY mencatatkan rapor merah pada semester I-2019 di antaranya penurunan pendapatan, tingginya beban umum & administrasi, kerugian atas selisih kurs, dan kerugian lain-lain.
Total pendapatan perusahaan hingga akhir Juni 2019 terkoreksi 16,83% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 454,74 miliar dari sebelumnya Rp 546,75 miliar. Pendapatan perusahaan turun karena pemasukan dari sewa & pengelolaan kantor serta penjualan tanah, rumah, dan apartemen anjlok masing-masing 34,55% YoY dan 21,88% YoY.
Kemudian, pada periode yang sama, ELTY juga mencatatkan pos beban umum dan administrasi yang cukup tinggi mencapai Rp 229,49 miliar mengalahkan perolehan laba kotor yang ada di Rp 187,54 miliar.
Pada 6 bulan pertama tahun ini, perusahaan juga membukukan kerugian atas selisih mata uang asing senilai Rp 18,37 miliar. Padahal sebelumnya, pada pos yang sama ELTY mencatatkan keuntungan sebesar Rp 12,98 miliar.
Terakhir, pada pos lain-lain, ELTY mencatatkan kerugian hingga Rp 13,41 miliar yang mayoritas disebabkan pembayaran kepada unit pemilik dan beban jasa manajemen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Jadi RUPST Hari Ini, Bagaimana Nasib Utang Bakrieland?
Keterlambatan pelaporan ini mengakibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan tertulis III denda sebesar Rp 150 juta. Hingga Rabu ini (23/10/2019) saham perusahaan juga masih dihentikan sementara perdagangannya (suspensi) di pasar tunai dan reguler.
Data laporan keuangan mencatat, sepanjang paruh pertama 2019, ELTY membukukan rugi bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 137,76 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumya, perusahaan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,06 triliun.
Akan tetapi, sejatinya laba yang diperoleh di semester I-2018 merupakan one-off gain dari keuntungan penyelesaian utang obligasi konversi anak usaha ELTY, yakni BLD Investment Pte. Ltd (BLDI), senilai Rp 3,07 triliun.
Sementara itu, momok yang menyebabkan ELTY mencatatkan rapor merah pada semester I-2019 di antaranya penurunan pendapatan, tingginya beban umum & administrasi, kerugian atas selisih kurs, dan kerugian lain-lain.
Total pendapatan perusahaan hingga akhir Juni 2019 terkoreksi 16,83% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 454,74 miliar dari sebelumnya Rp 546,75 miliar. Pendapatan perusahaan turun karena pemasukan dari sewa & pengelolaan kantor serta penjualan tanah, rumah, dan apartemen anjlok masing-masing 34,55% YoY dan 21,88% YoY.
Kemudian, pada periode yang sama, ELTY juga mencatatkan pos beban umum dan administrasi yang cukup tinggi mencapai Rp 229,49 miliar mengalahkan perolehan laba kotor yang ada di Rp 187,54 miliar.
Pada 6 bulan pertama tahun ini, perusahaan juga membukukan kerugian atas selisih mata uang asing senilai Rp 18,37 miliar. Padahal sebelumnya, pada pos yang sama ELTY mencatatkan keuntungan sebesar Rp 12,98 miliar.
Terakhir, pada pos lain-lain, ELTY mencatatkan kerugian hingga Rp 13,41 miliar yang mayoritas disebabkan pembayaran kepada unit pemilik dan beban jasa manajemen.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Tak Jadi RUPST Hari Ini, Bagaimana Nasib Utang Bakrieland?
Most Popular