Tak Jadi RUPST Hari Ini, Bagaimana Nasib Utang Bakrieland?

Market - Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
26 June 2019 11:00
Agenda RUPST tahun ini termasuk di dalamnya adalah persetujuan dan pengesahan laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018. Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini (26/6/2019) seharusnya emiten properti PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Akan tetapi, sekitar seminggu setelah undangan diterbitkan, manajemen perusahaan memutuskan untuk menunda RUPST yang akhirnya ditetapkan akan dilaksanakan pada 18 Juli 2019.

Agenda RUPST tahun ini termasuk di dalamnya adalah persetujuan dan pengesahan laporan keuangan perusahaan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018.

Namun, melansir situs keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga detik ini perusahaan belum melaporkan laporan keuangan akhir tahun lalu. Terakhir kali perusahaan baru menyetor laporan keuangan kuartal III-2018 pada November tahun lalu.

Sebagai informasi, pada RUPST tahun lalu salah satu agenda yang sempat menjadi perdebatan para pemegang saham adalah terkait rencana perusahaan untuk melakukan penggabungan nilai saham atau reverse stock split dengan skala 1:10.

Penggabungan saham ini dilakukan sebagai langkah untuk restrukturisasi utang perusahaan yang menggunung. Melansir laporan keuangan kuartal III-2018, total utang ELTY mencapai Rp 4,17 triliun.

Perusahaan memiliki utang yang cukup tinggi kepada PT Bank Mayapada Internasional Tbk (Bank Mayapada) dan PT Geo Link Indonesia (GLI) dengan nilai masing-masing sebesar Rp 671,48 miliar dan Rp 313,5 miliar.

Jaminan atas pinjaman Bank Mayapada adalah sertifikat hak guna bangunan, sedangkan jaminan ke GLI adalah 2,22 milar lembar saham PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk yang merupakan pengelola JungleLand.

Namun, rencana penggabungan saham tersebut ditunda karena ditolak kuorum. Hal ini sungguh wajar lantaran harga saham ELTY selalu stagnan di level Rp 50/unit saham. Apabila dilakukan reverse stock menjadi Rp 500/unit saham, bisa saja nilainya langsung turun.

Melansir hasil tanya jawab public expose perusahaan November 2018, manajemen perusahaan menyampaikan bahwa jika rencana tersebut masih ditolak lagi tahun ini maka alternatif lain yang dapat dilakukan seperti debt to asset swap atau menggantikan utang dengan aset. Rencana ini dianggap perusahaan akan lebih merugikan dan menekan kinerja keuangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Artikel Selanjutnya

Diam-diam ELTY Rilis Kinerja Semester I-2019, Tapi Ambles


(dwa/hps)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading