Dinamika di China dan Rusia Turunkan Harga Minyak Dunia

Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
21 October 2019 09:45
Rilis data ekonomi China dan produksi di Rusia membebani laju harga si emas hitam.
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah lagi-lagi terkoreksi di perdagangan pagi ini. Rilis data ekonomi China dan produksi di Rusia membebani laju harga si emas hitam.

Pada Senin (21/10/2019) pukul 09:17 WIB, harga minyak kontrak berjangka jenis brent bergerak turun 0,3%. Sementara yang jenis light sweet turun 0,24%.



Menurut catatan ANX Bank seperti yang berhasil dilansir dari Reuters, harga komoditas memang tengah mengalami tekanan karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi China pada kuartal III -2019 tercatat 6% year-on-year (YoY), laju terlemah sejak 1992.

Pelemahan ekonomi China dalam dua kuartal terakhir memicu kekhawatiran permintaan minyak mentah dunia akan kembali terpangkas. Sebagai informasi, China merupakan negara importir minyak terbesar di dunia.

Dari sisi pasokan, Rusia menyatakan bahwa produksi minyak mereka meningkat lebih tinggi dari yang sudah disepakati pada September seiring dengan persiapan memasuki musim dingin. Sebelumnya, Rusia dan negara-negara produsen minyak lainnya sepakat untuk mengurangi produksi hingga 1,2 juta barel/hari untuk menjaga stabilitas harga.

Namun tidak semua negara mematuhi kesepakatan tersebut secara penuh. Tentu hal tersebut semakin menciptakan kekhawatiran bahwa pasar akan bergerak volatil.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/aji) Next Article Pasokan Seret, Harga Minyak Menanjak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular