Sempat Melesat 2%, Harga Minyak Mentah Pagi Ini Melemah

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
14 October 2019 10:09
Peningkatan harga minyak dipicu oleh meledaknya tanker minyak milik Iran yang melintas dekat Arab.
Foto: Kapal berlayar melewati kilang minyak Pulau Bukom di sepanjang pantai selatan Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga si emas hitam bergerak melemah pagi ini setelah melesat lebih dari 2% pada hari terakhir perdagangan pekan lalu. Peningkatan harga minyak dipicu oleh meledaknya tanker minyak milik Iran yang melintas dekat Arab.

Harga minyak mentah kontrak berjangka jenis brent diperdagangkan di level US$ 60,2/barel atau turun 0,5%. Sementara itu harga minyak jenis light sweet juga diperdagangkan turun 0,48% ke level US$ 54,41/barel.



Harga minyak memang sempat melesat pada Jumat kemarin seiring dengan meledaknya tanker minyak milik Iran. Melansir Reuters, kapal tanker Sabiti mengalami kerusakan parah dan mengalami kebocoran minyak mentah sekitar 60 mil (96 km) dari pelabuhan Jeddah.

Ketegangan yang terjadi memicu terjadinya lonjakan harga minyak. Ledakan yang terjadi menyebabkan kembali adanya kekhawatiran terhadap pasokan minyak seperti setelah penyerangan drone ke fasilitas kilang minyak Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais pertengahan September lalu yang menyebabkan hilangnya produksi minyak Arab Saudi hingga 5,7 juta barel per hari.

Investigasi masih terus dilakukan apakah benar ledakan tersebut diakibatkan oleh rudal. Jika hal tersebut benar terjadi tentu akan meningkatkan ketegangan antara Tehran dan Riyadh.

Presiden Rusia, Vladimir Putin juga angkat bicara terkait peristiwa ini.

"Jika seseorang berpikir tindakan seperti itu - menyerang tanker dan infrastruktur minyak - akan menghacurkan kerja sama Rusia dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, serta rekan lain yang tergabung dalam OPEC+, maka mereka salah, "katanya sesuai dengan transkrip berbahasa Arab yang dibagikan oleh Arab Saudi milik Al-Arabiya.

"Justru sebaliknya, ini akan menyatukan kita karena tujuan kita adalah stabilitas pasar energi global," katanya. "Namun dari sisi teknis, stok global perlu dikurangi hingga tingkat yang wajar sehingga tidak menekan harga."

Dari nada bicara Putin tersebut, ada indikasi bahwa isu kelebihan pasokan adalah isu yang memang menjadi perhatian yang sangat besar. OPEC+ sepakat untuk mengurangi produksi minyak hingga 1,2 juta barel per hari hingga Maret 2020.

Kembali terkoreksinya harga minyak juga ada indikasi aksi jual para investor atau trader mengingat setelah serangan yang terjadi di Arab, harga minyak cenderung kembali anjlok.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)
(twg/twg) Next Article Damai Dagang AS-China Luntur, Pudarkan Kilau Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular