Selamat! Sepekan Penuh IHSG Finis di Zona Hijau

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 October 2019 17:09
Selamat! Sepekan Penuh IHSG Finis di Zona Hijau
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Membuka perdagangan akhir pekan ini dengan penguatan terbatas 0,07%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat kritis tapi berhasil ditutup dengan mencatatkan kenaikan 0,18% menjadi 6.191,95 pada penutupan perdagangan Jumat ini (18/10/2019).

Selama sepekan, bursa saham utama Ibu Pertiwi berhasil selalu finis di zona hijau, Wow!



Data BEI mencatat, saham-saham yang berkontribusi mendongkrak kinerja IHSG dari sisi nilai transaksi termasuk PT Erajaya Swasembada Tbk/ERAA (10,91%), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk/MIKA (7,14%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (6,9%), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (5,86%), PT Japfa Comfeed Tbk/JPFA (3,93%).

Akan tetapi, performa IHSG bertolak belakang dengan kinerja bursa saham utama di kawasan Asia yang mayoritas justru bergerak ke selatan.

Selamat! Sepekan Penuh IHSG Finis di Zona HijauFoto: Shanghai Stock Exchange ( REUTERS/Issei Kato)

Indeks Shanghai anjlok 1,32%, indeks Hang Seng melemah 0,48%, indeks Straits Times terkoreksi 0,38%, dan indeks Kospi anjlok 0,83%. Hanya indeks Nikkei yang menguat 0,18%.

Pelaku pasar global murung setelah rilis data laju ekonomi China kuartal ketiga 2019 tercatat hanya tumbuh 6% secara tahunan. Ini merupakan pertumbuhan terendah dalam setidaknya dua puluh tujuh setengah tahun, menurut catatan Reuters.


Sebelumnya, pada kuartal kedua, ekonomi Negeri Tiongkok tumbuh 6,2% secara tahunan dan merupakan laju pertumbuhan ekonomi terendah sejak kuartal I tahun 1992.

Kepala ekonom China di TS Lombard, Bo Zhuang memperkirakan pertumbuhan ekonomi China kemungkinan akan terus melambat dalam dua kuartal berikutnya.

Itu terjadi karena pertumbuhan output riil dalam jasa telah melambat secara agresif dalam beberapa bulan terakhir, kata Zhuang kepada "Street Signs" di CNBC International.

Zhuang memperkirakan pertumbuhan China akan melambat menjadi 5,8% pada kuartal keempat tahun ini, di mana target pertumbuhan setahun penuh negara itu menjadi 6,1%.

"Akibat pembicaraan perdagangan dan konflik dengan AS, otoritas China mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih rendah," kata Zhuang.

Terlebih lagi, belum lama ini IMF kembali memangkas pertumbuhan ekonomi dunia ke level 3% dari sebelumnya 3,2%. Ini merupakan angka terendah sejak krisis keuangan global pada 2008 lalu. Pemangkasan proyeksi ini akibat perang dagang yang terjadi antara AS dan China.

BERLANJUT KE HALAMAN 2: Terima kasih rupiah!
Bursa saham acuan Ibu Pertiwi berhasil finis di zona hijau ditopang oleh penguatan rupiah dan optimisme damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan pasar spot hari ini menguat 0,03%, membuat US$ 1 dibanderol Rp 14.139.

Penguatan rupiah juga menopang kenaikan harga surat berharga negara (SUN). Hal itu terlihat dari pergerakan imbal hasil (yield) yang melemah 0,6 basis poin (bps) ke level 7,133%. Penurunan yield adalah pertanda harga obligasi sedang naik karena terpapar aksi beli.


Penguatan rupiah membuat instrumen keuangan berbasis mata uang Garuda banyak diminati oleh investor, karena imbal hasil yang diperoleh terutama akibat selisih kurs semakin bertambah.

Sementara itu, asa damai dagang juga membantu IHSG untuk bertahan di zona hijau. Pasalnya, tercapainya kesepakatan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia berpotensi besar untuk kembali mengerek perekonomian global yang sekarang sedang sakit.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengungkapkan bahwa negosiator dagang dari AS dan China kini tengah bekerja untuk memfinalisasikan teks kesepakatan dagang tahap satu untuk kemudian ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping kala keduanya bertemu pada bulan depan dalam gelaran KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dilansir dari CNBC International.

Kabar tersebut berhasil menampik kekhawatiran pelaku pasar bahwa ada potensi Negeri Tiongkok tidak akan menandatangi teks perjanjian kesepakatan fase pertama sebelum ada diskusi lanjutan.

Selain itu, faktor ketidakpastian lainnya dari persoalan pemisahan Inggris dengan Uni Eropa (UE).

Presiden Komite Uni Eropa (EUCO) Jean Claude Juncker mengumumkan bahwa Uni Eropa dan Negeri Ratu Elizabet telah mencapai kesepakatan. Kabar positif itu disampaikan oleh Juncker dan Perdana Menteri Inggris Boris Johson dalam akun Twitter pribadi masing-masing.

"Jika ada keinginan pasti ada kesepakatan- Kita sudah dapatkan itu! Ini adalah kesepakatan yang adil dan seimbang untuk UE dan Inggris dan ini adalah sebuah perjanjian dari komitmen kami untuk menemukan solusi," tulis Juncker.


“Kami mendapat kesepakatan baru yang baik yang dapat mengambil alih kembali kendali – sekarang parlemen harus menyelesaikan Brexit pada hari Sabtu sehingga kita dapat beralih ke prioritas lain, seperti biaya hidup, NHS (National Health Service), kejahatan dan masalah lingkungan kita,” ujar Boris.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Rasa-Rasanya IHSG Bakal Kayak Roller Coaster Lagi nih!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular