
Dear Pak Jokowi, Ini Saran Perbanas soal Menteri Ekonomi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menilai menteri baru yang akan menjabat dalam 5 tahun ke depan harus bisa mendatangkan aliran modal masuk (capital inflow) sehingga juga bisa berdampak pada perbankan nasional di tengah ketatnya likuiditas perbankan RI.
Menurut Perbanas, dalam 5 tahun terakhir, likuiditas sektor perbankan Tanah Air ketat seiring dengan meningkatnya rasio LDR atau Loan to Deposit Ratio. Ini artinya pertumbuhan kredit yang semakin cepat, tapi tidak diiringi dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Ketua Perbanas Kartika Wirjoatmodjo mengatakan dalam 5 tahun terakhir, di tengah meredupnya masa keemasan beberapa sektor usaha terutama komoditas, mendorong kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dan likuiditas perbankan mulai bermasalah.
"Kalau perbankan 5 tahun ke belakang challenge-nya dua, NPL dan likuiditas. Kalau kita lihat NPL memang karena beberapa sektor seperti batu bara dan tekstil itu mengalami perlambatan. tapi kalau kita lihat juga, dari sisi likuiditas membuat banyak bank juga melambat pertumbuhannya karena DPK tumbuhnya melambat," kata Kartika di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Dengan demikian, pihaknya berharap menteri-menteri baru yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi diharapkan dapat memunculkan optimisme baru bagi Indonesia.
Dengan optimisme tersebut, diharapkan bisa mendatangkan aliran modal masuk kembali masuk ke Indonesia.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia, hingga Jumat sore (18/10), aliran modal asing keluar dari pasar modal saja sudah mencapai Rp 18,89 triliun sejak awal tahun hingga saat ini atau year to date.
Di tengah ketatnya likuiditas, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini juga diprediksi hanya tumbuh 9%, begitu juga dengan pertumbuhan DPK yang melambat. Namun diharapkan tahun depan, pertumbuhan kredit dan DPK bisa akan kembali mencapai double digit.
"Harapan kita memang kalau nanti optimisme dengan pemerintahan kabinet baru, optimisme muncul dan masuk capital inflow, harapannya likuiditas melonggar dan pertumbuhan bisa balik pertumbuhan kredit bisa kembali di atas 10%," kata Dirut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ini.
Perbanas adalah wadah asosiasi bank-bank nasional di Indonesia yang didirikan pada 1952. Pada 2014, nama kepanjangan nama organisasi menjadi Perhimpunan Bank Nasional dari sebelumnya Perhimpunan Bank-Bank Nasional.
Simak ulasan saham perbankan di tengah ketatnya likuiditas
(tas) Next Article Ekonomi Digital Makin Masif, Literasi Keuangan Harus Seimbang
