
Perbanas: Pertumbuhan Kredit Bakal Terdongkrak Belanja Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) meyakini belanja pemerintah bisa mendongkrak pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada semester II-2025.
Ketua Bidang Riset dan Kajian Ekonomi Perbankan Perbanas, Aviliani mengatakan belanja pemerintah pemerintah sempat terdampak oleh kebijakan efisiensi pemerintah pada awal tahun ini. Sementara itu penyaluran kredit perbankan sepanjang tahun ini dalam tren melambat, per Juni 2025 di posisi 7,7% secara tahunan.
Menurut Aviliani, belanja pemerintah berpotensi mendorong permintaan kredit perbankan, utamanya pada sektor UMKM.
"Belanja pemerintah yang justru berpengaruh terhadap perekonomian itu kan selama ini terdampak efisiensi, tampaknya akan mulai dibuka pada semester II. Artinya, UKM seperti akomodasi makanan minuman juga akan terkena dampak yang positif," pungkas Aviliani dalam Perbanas Review of Indonesia's Mid-Year Economy 2025 di Le Meridien Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (31/7/2025).
Ia menyoroti adanya perlambatan pertumbuhan pada kredit UMKM, di saat sektor lainnya masih bertumbuh. Menurut Aviliani, kondisi ini berdampak terhadap pertumbuhan kredit secara keseluruhan.
Sementara itu, Aviliani mengatakan pertumbuhan permintaan kredit sektor korporasi akan bergantung pada iklim investasi.
"Kalau demand-nya naik, akan ada investasi. Kalau ada investasi, otomatis kredit [korporasi] berjalan," imbuhnya.
Aviliani melanjutkan bahwa industri perbankan biasanya mengikuti arah permintaan kredit di pasar, termasuk belanja pemerintah. Namun, belanja pemerintah dipengaruhi oleh faktor makroekonomi serta dinamika pada sektor riil.
"Jadi, bank itu kan mengikuti bagaimana bisnis. Oleh karenanya kami berharap pada semester II ini, pemerintah harusnya bisa belanja," terang Aviliani.
Mengingatkan saja, data Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit perbankan mencapai Rp7.956,4 triliun, naik 7,6% secara tahunan pada Juni 2025. Di antaranya, kredit korporasi tercatat tumbuh 10,6% secara tahunan menjadi, walau melambat dari laju pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 11,6% yoy.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Perbanas Ungkap Momok Industri Perbankan Tahun Ini