
Bukit Asam (PTBA) Cetak Laba Rp 962, 26 Miliar di Semester I-2025

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan penurunan laba yang diatribusikan kepada pemilik induk sebesar 60,98% year-on-year/yoy menjadi Rp962,26 miliar sepanjang semester pertama 2025.
Perseroan sebenarnya mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan, PTBA mampu mengantongi pendapatan senilai Rp20,45 triliun sepanjang paruh pertama 2025. Nilai tersebut meningkat 4,12% dari pencapaian paruh pertama 2024 sebesar Rp19,64 triliun.
Meskipun demikian, beban pokok tumbuh lebih cepat yakni 12,11% yoy menjadi Rp18,21 triliun yang menyebabkan penurunan laba kotor yang signifikan.
Laba kotor PTBA tercatat Rp2,25 triliun sepanjang semester pertama 2024, ambles 33,99% dari pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp3,4 triliun.
Hal ini menyebabkan turunnya margin laba kotor menjadi 11% per 30 Juni 2025 dari sebelumnya 17,3% per 30 Juni 2024.
Selanjutnya adanya peningkatan beban umum dan administrasi serta berkurangnya penghasilan lain-lain perseroan menyebabkan laba usaha turun dalam. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba usaha yang dibukukan mencapai Rp914,64 triliun atau turun 63,67% yoy.
Beban umum dan administrasi semakin mahal 9,10% yoy menjadi Rp1.01 triliun pada paruh pertama 2025. Di sisi lain PTBA kehilangan 83,42% yoy penghasilan lainnya menjadi hanya Rp67,62 miliar karena selisih nilai kurs.
Sementara itu,total aset perusahaan tercatat di Rp42,68% per 30 Juni 2025. Liabilitas tercatat Rp22,89 triliun per 30 Juni 2025, ada peningkatan senilai Rp3,75 triliun atau 19,61 dari 31 Desember 2024. Kenaikan liabilitas didorong oleh meningkatnya liabilitas jangka pendek senilai Rp3,7 triliun atau 30,92% dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Menurut catatan laporan keuangan, peningkatan liabilitas salah satunya disebabkan oleh adanya utang dividen yang tercatat Rp3,82 triliun per 30 Juni 2025. Utang dividen ini timbul dari persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui adanya pembagian dividen tahun buku 2024 dengan nilai tersebut atau 75% dari nilai laba yang dibukukan pada 2024. Artinya sifatnya sementara membuat liabilitas meningkat.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos PTBA Buka Suara Soal Update Proyek Bahan Baku Baterai