Analisis Teknikal

Trading Forex: GBP/USD yang Bullish Ditahan Oleh Fibo 61,8%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 October 2019 13:34
Trading Forex: GBP/USD yang Bullish Ditahan Oleh Fibo 61,8%
Ilustrasi Poundsterling (REUTERS/ Benoit Tessier)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat terkoreksi tajam pada perdagangan kemarin, poundsterling berbalik menguat terhadap dolar dolar Amerika Serikat (AS). Bagaimana prospeknya ke depan?

GBP/USD memang sedang dalam fase bullish atau tren menguat secara teknikal setelah pada Selasa berhasil menembus ke atas Finbonacci Retracement level 50% (kisaran US$ 1,2260) yang ditarik dari titik tertinggi 13 Maret dan terendah 3 September 2019.

Selain itu, The Cable juga rerata pergerakan 200 hari (Moving Average/MA 200) yang ditunjukan oleh garis berwarna biru, yang biasanya menjadi resisten kuat. Sehingga GBP/USD kini bergerak di atas MA 50, MA 100, dan MA 200 seperti yang terlihat pada grafik harian.

Trading Forex: GBP/USD yang Bullish Ditahan Oleh Fibo 61,8%Grafik: GBP/USD Harian
Sumber: MetaTrader 5

Fase bullish juga dikonfirmasi oleh indaktor rerata pergerakan konvergen devergen (MACD) yang berada di wilayah positif. Namun penguatan poundsterling melawan dolar AS pada Kamis kemarin masih belum mampu menembus Fibo 61,8%, hal tersebut terlihat dari posisi akhir GBP/USD yang masih di bawah US$ 1,2835.

Selama tertahan di bawah US$ 1,2835, GBP/USD berpeluang mengalami koreksi teknikal alias melemah pada hari ini. Pada pukul 13:18 WIB, GBP/USD berada di level US$ 1,2754.

Trading Forex: GBP/USD yang Bullish Ditahan Oleh Fibo 61,8%Grafik: GBP/USD 1 Jam
Sumber: MetaTrader 5

Sementara itu melihat grafik 1 jam, indikator stochastic sudah mendekati wilayah jenuh jual (oversold) yang membuka ruang pelemahan GBP/USD hingga ke support (tahanan bawah) terdekat di level US$ 1,2270. Target penurunan jika support berhasil ditembus adalah area US$ 1,2660 sampai US$ 1,2600.

Sebaliknya jika mampu bertahan di atas support tersebut, GBP/USD berpotensi memangkas pelemahan. Penembusan ke atas level US$ 1,2785 akan membuka peluang menguji kembali US$ 1,2835. Sekali lagi, level ini akan menjadi kunci pergerakan, jika gagal dilewati, GBP/USD akan kembali melemah dan tekanan akan lebih besar.

Sementara jika kali ini berhasil menembus US$ 1,2835 secara konsisten, GBP/USD berpeluang menguat ke US$ 1,2900 hingga US$ 1,2960.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Secara fundamental, harapan adanya kesepakatan Brexit menjadi pendongkrak performa poundsterling. Kesepakatan Brexit antara Inggris dengan Uni Eropa (UE) cukup terbuka di pekan ini. Hal tersebut diungkapkan oleh pimpinan negosiasi UE Michel Barnier.

"Tim kami sedang bekerja keras, pekerjaan dimulai lagi hari ini. Perundingan ini sangat intens pada akhir pekan lalu, juga kemarin. Terus terang, masih mungkin tercapai (kesepakatan) pada pekan ini" kata Barnier sebagaimana dilansir CNBC International Selasa lalu.

Kabar terbaru, Reuters melaporkan Partai Democratic Unionist (DUP) Irlandia Utara yang merupakan pendukung Partai Konservatif di pemerintahan Inggris telah menyetujui proposal terbaru Brexit yang ditawarkan ke Uni Eropa. Reuters mengutip Radio RTE di Irlandia Utara yang mengatakan batu ganjalan utama dalam negosiasi Brexit sudah berhasil dihilangkan. 

Masih belum jelas apa yang dimaksud dengan ganjalan utama. Namun kemungkinan besar ganjalan utama tersebut adalah backstop atau perbatasan bebas beaantara Irlandia Utara dengan Republik Irlandia. 


Perundingan Brexit mencapai babak final, dan kini perhatian berfokus pada puncak pertemuan Uni Eropa hari ini dan besok (18/10/19) besok. Proposal Brexit harus mendapat persetujuan Uni Eropa, kemudian mendapat persetujuan Parlemen Inggris paling lambat 19 Oktober.

Jika hingga 19 Oktober belum ada kesepakatan, maka Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara legal harus mengajukan penundaan Brexit yang seharusnya terjadi pada 31 Oktober. Namun, PM Johnson mengatakan ia ingin kesepakatan terjadi saat pertemuan Uni Eropa Kamis dan Jumat pekan ini agar Brexit bisa dieksekusi 31 Oktober.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Ekonomi Nyungsep, Poundsterling Malah Menguat ke Rp 18.305

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular