Analisis Teknikal IHSG

Simak! Ini Arah IHSG Setelah Pelantikan Jokowi-Amin

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 October 2019 15:11
Simak! Ini Arah IHSG Setelah Pelantikan Jokowi-Amin
Foto: Pasar Modal Indonesia merayakan 42 tahun diaktifkannya kembali oleh pemerintah Republik Indonesia, sejak 10 Agustus 1977. (CNBC Indonesia/Monica Wareza)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat pada akhir pekan ini, Minggu 20 Oktober, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan kembali dilantik untuk kedua kalinya sebagai Presiden Republik Indonesia di Ruang Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kompleks Parlemen, Senayan.

Mari kita bandingkan momen pelantikan pertama di 20 Oktober 2014 dan 2019 ini. 

Jika melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pelantikan pertama Jokowi (ketika itu bersama Jusuf Kalla) yakni 20 Oktober 2014, pekan pelantikan tersebut menjadi momen kebangkitan IHSG yang kemudian terus berlangsung hingga 6 bulan setelahnya.

Tren penguatan tersebut mulai terlihat pada penutupan perdagangan IHSG pada Selasa (14/10/2014). Ketika itu IHSG menguat 0,71% dan ditutup pada level 4.922. IHSG kemudian terus bergerak naik hingga tren kenaikan tersebut berhenti pada 7 April 2015, 6 bulan setelahnya.

Efek kemenangan Jokowi-Jusuf Kalla melawan Prabowo Subianto (saat itu berpasangan dengan Hatta Rajasa) pada jilid pertama begitu terasa. Total, maka ada kenaikan level IHSG sebesar 600 poin atau 12,2% sepanjang periode 14 Oktober 2014 hingga 7 April 2015.

 

Kini pelaku pasar menantikan efek berikutnya dari pelantikan Presiden Jokowi (bersama Ma'ruf Amin) yang kedua kalinya setelah menang bertarung dengan pesaingnya terdahulu yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Berbeda dengan pelantikan Presiden Jokowi Jilid pertama, kondisi saat ini sedikit berbeda karena adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, pemotongan pajak korporasi di AS, sentimen belum jelasnya keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau (Brexit), dan sentimen global lainnya.


Akibat ketidakpastian tersebut, khususnya yang berasal dari faktor global membuat investor asing (foreign) melepas portofolio saham di pasar reguler dengan mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 18,3 triliun sejak awal tahun hingga Rabu ini (16/10/2019).

Lalu, bagaimana perkembangan IHSG setelah pelantikan Presiden Jokowi akhir pekan nanti?

LANJUT HALAMAN 2: Proyeksi IHSG setelah pelantikan

Secara teknikal, IHSG bergerak menyamping (sideways) sejak awal tahun, dengan kinerja hingga Selasa kemarin (15/10) masih minus 0,59%.

Pergerakannya sepanjang tahun ini sangat berfluktuasi. Level tertingginya tercapai pada April lalu (18/4) yakni di level 6.636, sedangkan level terendahnya terjadi pada Mei lalu (20/5) yakni 5.767.

Dalam jangka panjang dan menengah, IHSG masih tertekan karena bergerak di bawah nilai rata-ratanya dalam 100 hari (moving average/MA100). Selain itu, IHSG juga masih pada area negatif menurut indikator teknikal Moving Average Convergence/Divergence (MACD).

Tetapi tanda-tanda penguatan mulai terlihat pada indikator tersebut seiring terbentuknya persilangan naik (golden cross), yang menandakan kecenderungan untuk menguat. Ini selaras dengan kinerja mingguan IHSG yang mematahkan pelemahan tren mingguannya dengan persentase penguatan sebesar 0,74% atau 44,5 poin pada akhir pekan kedua Oktober ini.

Ada potensi di sisa tahun ini IHSG akan kembali menguat dengan menguji level 6.350 sebagai penghalang penguatan pertama (support 1), dan menguji level 6.500 sebagai support kedua.

Menanti Jokowi Effect Jilid II, Kemana IHSG Akan Mengarah?Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular