
Dicaplok RI, Ini Rencana Akbar Rp 70 T Vale Sampai 2024
Rahajeng Kusumo, CNBC Indonesia
16 October 2019 14:08

Jakarta, CNBC Indonesia- Tinggal menunggu waktu sampai akhirnya induk BUMN Pertambangan Indonesia, MIND ID, mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Perusahaam tambang nikel terbesar ini juga tengah menyiapkan sejumlah rencana ekspansi bisnis untuk lima tahun mendatang.
Dalam acara Forum Bisnis Indonesia & Amerika Latin kemarin, Vale mengumumkan tentang komitmen investasi hingga US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun hingga 2024 mendatang. Investasi ini disiapkan bersama-sama dengan mitra Vale lainnya, yang berasal dari China dan Jepang.
Deputi Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan investasi tersebut akan digunakan mengembangkan dua smelter baru, dan pengembangan satu smelter yang sudah ada. Dia menyebutkan dua smelter yang akan dikembangkan yakni di Bahodopi, di Morowali, Sulawesi Tengah dan Pomalaa, di Kolaka, Sulawesi Tenggara.
"Jadi ini kami berpartner, jadi bukan Vale semuanya. Kami fokuskan untuk ekspansi. Di Bohodopi nanti ada mining dan smelternya, di Pomalaa juga ada smelter dan tambangnya," kata Febriany kepada wartawan, Selasa (15/10/2019).
Untuk smelter Pomalaa, diproyeksikan membutuhkan US$ 2,5 miliar untuk smelter, dan tambang sekitar US$ 300 juta. Sementara untuk proyek di Bohodopi diproyeksikan membutuhkan investasi US$ 1,6-1,8 miliar, sementara untuk tambang sekitar US$ 300 juta.
Sedangkan untuk ekspansi di proyek yang sudah ada yakni untuk pertambangan Sorowako di Nuha, Sulawesi Selatan, dengan proyeksi US$ 300-400 juta.
"Kami kerjakan ini bersama partner, berapa porsinya masih dibicarakan. Projectnya sudah ditetapkan, dan skalanya juga sudah. Cuma sekarang masih dinegosiasi dengan partner," katanya.
Untuk proyek smelter di Pomalaa saat in dalam tahap negosiasi komersial dan pendanaan alternatif, serta perizinan."Harapan kami izin bisa segera dapat. Sekarang masih Amdal di KLHK. Mereka sangat menolong, meski beberapa kali ada revisi. Nanti setelah amdal kami bisa ajukan izin yang lain, sehingga revisi terakhir ini semoga tidak ada perubahan sehingga bisa finalisasi," paparnya.
Sementara untuk proyek Bahodopi, saat ini Vale masih belum bisa mengumumkan partnernya dan masih fokus pada finalisasi negosiasi."Kalau negosiasi sudah deal, kan nanti masih harus ada izinnya mudah-mudahan kalau lancar. Jadi bisa tahun depan juga sama kayak Pomalaa," katanya.
Dampak Divestasi
Mining Industry Indonesia (MIND ID) akan resmi mengambil alih 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Divestasi 20% saham PTVI merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) di tahun 2014 antara Vale Indonesia dan pemerintah yang harus dilaksanakan 5 tahun setelah amandemen tersebut.
"Divestasi ini kan kewajiban KK jadi harus dipenuhi. Sekarang paling tidak sudah ada kejelasan yang ditunjuk pemerintah adalah MIND ID, dan memang kami banyak sinergi dengan mereka," kata Febriany, Selasa (15/10/2019).
Selain itu MIND ID juga perusahaan negara yang dimandatkan untuk manajemen perusahaan pertambangan dan hilirisasi. Hal sesuai dengan visi Vale dalam upaya hilirisasi, sehingga sinergi keduanya busa berdampak positif.
"Namanya share holder kan harus sama dulu nih visi misinya supaya selaras. Kami yakin dengan masuknya MIND ID bisa banyak membantu," katanya.
Febriany mengatakan saat ini valuasinya masih dibicarakan oleh semua pihak terkait, dan harus rampung sebelum akhir tahun. "By end of the year paling tidak. Kami sudah bilang 2 bulan ini harus selsai kerena sebelum akhir tahun kami sudah harus final," kata Febriany.
(gus/gus) Next Article Antara Harga, Gaya & Daya Mind ID Demi Akuisisi Tambang Vale
Dalam acara Forum Bisnis Indonesia & Amerika Latin kemarin, Vale mengumumkan tentang komitmen investasi hingga US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun hingga 2024 mendatang. Investasi ini disiapkan bersama-sama dengan mitra Vale lainnya, yang berasal dari China dan Jepang.
"Jadi ini kami berpartner, jadi bukan Vale semuanya. Kami fokuskan untuk ekspansi. Di Bohodopi nanti ada mining dan smelternya, di Pomalaa juga ada smelter dan tambangnya," kata Febriany kepada wartawan, Selasa (15/10/2019).
Untuk smelter Pomalaa, diproyeksikan membutuhkan US$ 2,5 miliar untuk smelter, dan tambang sekitar US$ 300 juta. Sementara untuk proyek di Bohodopi diproyeksikan membutuhkan investasi US$ 1,6-1,8 miliar, sementara untuk tambang sekitar US$ 300 juta.
Sedangkan untuk ekspansi di proyek yang sudah ada yakni untuk pertambangan Sorowako di Nuha, Sulawesi Selatan, dengan proyeksi US$ 300-400 juta.
"Kami kerjakan ini bersama partner, berapa porsinya masih dibicarakan. Projectnya sudah ditetapkan, dan skalanya juga sudah. Cuma sekarang masih dinegosiasi dengan partner," katanya.
Untuk proyek smelter di Pomalaa saat in dalam tahap negosiasi komersial dan pendanaan alternatif, serta perizinan."Harapan kami izin bisa segera dapat. Sekarang masih Amdal di KLHK. Mereka sangat menolong, meski beberapa kali ada revisi. Nanti setelah amdal kami bisa ajukan izin yang lain, sehingga revisi terakhir ini semoga tidak ada perubahan sehingga bisa finalisasi," paparnya.
Sementara untuk proyek Bahodopi, saat ini Vale masih belum bisa mengumumkan partnernya dan masih fokus pada finalisasi negosiasi."Kalau negosiasi sudah deal, kan nanti masih harus ada izinnya mudah-mudahan kalau lancar. Jadi bisa tahun depan juga sama kayak Pomalaa," katanya.
Dampak Divestasi
Mining Industry Indonesia (MIND ID) akan resmi mengambil alih 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Divestasi 20% saham PTVI merupakan kewajiban dari amandemen Kontrak Karya (KK) di tahun 2014 antara Vale Indonesia dan pemerintah yang harus dilaksanakan 5 tahun setelah amandemen tersebut.
"Divestasi ini kan kewajiban KK jadi harus dipenuhi. Sekarang paling tidak sudah ada kejelasan yang ditunjuk pemerintah adalah MIND ID, dan memang kami banyak sinergi dengan mereka," kata Febriany, Selasa (15/10/2019).
Selain itu MIND ID juga perusahaan negara yang dimandatkan untuk manajemen perusahaan pertambangan dan hilirisasi. Hal sesuai dengan visi Vale dalam upaya hilirisasi, sehingga sinergi keduanya busa berdampak positif.
"Namanya share holder kan harus sama dulu nih visi misinya supaya selaras. Kami yakin dengan masuknya MIND ID bisa banyak membantu," katanya.
Febriany mengatakan saat ini valuasinya masih dibicarakan oleh semua pihak terkait, dan harus rampung sebelum akhir tahun. "By end of the year paling tidak. Kami sudah bilang 2 bulan ini harus selsai kerena sebelum akhir tahun kami sudah harus final," kata Febriany.
(gus/gus) Next Article Antara Harga, Gaya & Daya Mind ID Demi Akuisisi Tambang Vale
Most Popular