Yeay! AS-China Akur, IHSG Jadi Runner-up Terbaik di Asia

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 October 2019 17:16
Yeay! AS-China Akur, IHSG Jadi Runner-up Terbaik di Asia
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Happy Weekend untuk bursa saham utama Indonesia. Mengawali perdagangan hari ini, Jumat (11/10/2019) dengan menguat 0,16%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memperlebar penguatan dan berhasil ditutup dengan mencatatkan kenaikan hingga 1,36% ke level 6.105,8.

Saham-saham yang turut mendongkrak kinerja IHSG dari sisi nilai transaksi di antaranya PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (8,42%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (6,86%), PT Transcoal Pacific Tbk/TCPI (6,64%), PT Buyung Poetra Sembada Tbk/HOKI (5,85%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (5,06%)

Lebih lanjut, IHSG juga berhasil menduduki posisi runner-up terbaik Asia pada akhir pekan ini karena mencatatkan imbal hasil kedua terbesar di antara bursa saham utama Benua Kuning.


Indeks Hang Seng melesat 2,34%, indeks Shanghai naik 0,88%, indeks Nikkei menguat 1,15%, indeks Kospi menguat 0,81%, dan indeks Straits Times naik 0,73%.

Aksi beli yang melanda di pasar saham Benua Kuning dipantik oleh optimisme bahwa pertemuan antara perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) dan China di Washington pekan ini dapat membuahkan konsesi yang positif. Terlebih lagi nada optimis tersebut disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump.

"Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan mengatakan, saya pikir ini berjalan dengan sangat baik," ujar Trump sebelum meninggalkan Washington untuk kampanye di Minnesota, dikutip dari CNBC International.


Nada optimisme juga disampaikan oleh Presiden ke-45 Negeri Adidaya tersebut dalam cuitan di akun pribadi Twitter miliknya.

"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin mencapai kesepakatan, tapi apakah aku mau? Aku bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih."


Lebih lanjut, salah satu pejabat di Gedung Putih menyampaikan bahwa diskusi berlangsung sangat baik, bahkan mungkin "lebih baik dari ekspektasi," dilansir dari Reuters.

Para delegasi berpotensi sepakat pada kesepakatan kecil seperti isu terkait mata uang dan perlindungan hak cipta.

"Saya percaya bahkan ada kemungkinan perjanjian mata uang minggu ini. Saya pikir itu dapat menyebabkan keputusan oleh pemerintah AS untuk tidak mengenakan kenaikan bea masuk pada 15 Oktober," ujar Myron Brilliant, Kepala Hubungan Internasional dari Kantor Perwakilan Dagang AS, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya pelaku pasar global sempat pesimis atas dialog dagang level tinggi yang berlangsung pekan ini.

Negosiasi Dagang Berjalan Lancar, IHSG Jadi Runner-Up di AsiaFoto: Presiden AS Donald Trump berbicara dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, AS, 4 April 2019. REUTERS / Jonathan Ernst

Pasalnya, pihak Negeri Tiongkok diketahui telah menurunkan ekspektasi mereka setelah Negeri Paman Sam lagi-lagi memutuskan untuk memasukkan 28 perusahaan asal China ke dalam 'Daftar Entitas alias Buku Hitam' yang akan membatasi transaksi dengan perusahaan asal Amerika.

Kemudian, media asal China South China Morning Post (SCMP) memberitakan bahwa Washington dan Beijing tidak menghasilkan perkembangan apapun kala perbincangan tingkat deputi digelar pada awal pekan ini.

SCMP kemudian menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He hanya akan menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi dengan delegasi AS selama satu hari dan akan kembali ke Beijing pada hari Kamis.

(BERLANJUT KE HALAMAN DUA) Penguatan di pasar keuangan global juga ditolong oleh tingginya ekspektasi pelaku pasar bahwa bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) akan kembali memangkas suku bunganya pada rapat di akhir Oktober mendatang.

Suku bunga yang rendah adalah berita baik bagi investor karena kebijakan tersebut akan membantu mendongkrak pertumbuhan sektor industri seiring dengan peningkatan permintaan atas kredit modal kerja dan kredit konsumsi. Peningkatan permintaan didorong oleh rendahnya biaya pinjaman akibat penurunan suku bunga acuan.


Melansir situs CME Fedwatch, probabilitas Bank Sentral AS kembali memangkas suku bunga 25 basis poin ke kisaran 1,5-1,75% ada di 80,7%. Sedangkan peluang suku bunga ditahan di level saat ini, yakni 1,75-2%, adalah 19,3%.

Proyeksi tersebut ditopang oleh fakta rilis data ekonomi Negeri Paman Sam yang kembali mengecewakan.

Kemarin (10/10/2019), tingkat inflasi AS periode September 2019 diumumkan di level 0% secara bulanan alias tak ada inflasi. Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang memperkirakan adanya inflasi sebesar 0,1%, seperti dilansir dari Forex Factory.

Dengan inflasi yang masih landai, praktis ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini menjadi membuncah.

Kemudian, sebelumnya pada Jumat pekan lalu (4/10/2019), data penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode September 2019 versi resmi pemerintah diumumkan sebanyak 136.000, di bawah ekspektasi yang sebanyak 145.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

Data laju inflasi dan penciptaan tenaga kerja merupakan salah satu penentu dalam perumusan kebijakan moneter The Fed.

Jika rilis data mengindikasikan bahwa konsumsi sedang lesu dan dibarengi oleh penciptaan lapangan kerja yang minim, hal ini dapat memicu The Fed untuk menurunkan suku bunga acuan yang akan membantu roda perekonomian berputar lebih kencang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/tas) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular