Kabar Stock Split, Saham BBCA 2 Hari Diborong Rp 306 M

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 October 2019 15:45
Kabar rencana pemecahan nilai nominal atau stock split direspons pasar.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar rencana pemecahan nilai nominal atau stock split dari emiten dengan kapitalisasi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), benar-benar dimanfaatkan investor asing untuk masuk memborong saham bank Grup Djarum ini.

Data perdagangan BEI pukul 15.35 WIB, investor asing sudah mencatatkan beli bersih (net buy) Rp 109,16 miliar di semua pasar. Kemarin saham BBCA juga diborong hingga mencapai Rp 196,57 miliar pada penutupan perdagangan Kamis. Total 2 hari asing net buy Rp 306 miliar.

Pembelian asing ini membuat saham BBCA naik tipis 0,25% di level Rp 30.625/saham. Secara tahun berjalan (year to date) asing sudah masuk hingga Rp 2,37 triliun dengan kenaikan harga saham pada periode ini 17,88%. Tak hanya asing yang belanja, investor domestik juga ikut merogoh kocek untuk memburu saham big caps ini sebesar Rp 23,7 miliar.



Kapitalisasi pasar BBCA pada perdagangan hari ini tercatat sebesar Rp 755,06 triliun.

Analis menilai kabar stock split ini direspons pasar mengingat BBCA adalah emiten berkapitaslisasi pasar terbesar sehingga rencana yang belum terkonfirmasi ini memberikan hawa segar bagi investor ritel.

Kepala Riset PT Koneksi Kapital Alfred Nainggolan berpendapat, pada prinsipnya tujuan utama dari pemecahan nilai nominal saham agar saham ini lebih mudah dijangkau oleh investor ritel. Dengan rasio yang lebih murah, tentu investor ritel bisa lebih menyerap saham BBCA.


Apalagi menurut Alfred, BBCA saat ini masih memimpin klasemen di BEI sebagai perusahaan degan nilai kapitalisasi pasar terbesar. BBCA juga punya rekam jejak fundamental kinerja yang di mata investor relatif bagus sebagai saham blue chips atau unggulan.

Langkah stock split ini dinilai menjadi momentum bagi BBCA mempertahankan likuiditas BBCA di pasar sesuai historisnya.

"Bisa dikatakan ini lebih kepada mempertahankan likuiditas di tengah market yang relatif berat," kata Alfred Nainggolan, saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Jumat (11/10/2019).

Alfred mengakui, situasi pasar belakangan ini masih belum kondusif dan dikepung sejumlah katalis negatif yang menekan pasar saham domestik.


Namun, bila dilihat secara historisnya, bukan kali ini saja emiten perbankan melakukan pemecahan nilai saham, sebelumnya bank pelat merah seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga pernah melakukan stock split dan dinilai cukup berhasil.

Dia pun menilai hal itu menjadi sinyal yang positif jika perusahaan yang dipimpin oleh Jahja Setiaatmadja itu bisa merealisasikan rencananya.

"Dengan stock split, harga saham turun dan marketable. Mereka mengoptimalkan kembali pada harga tertentu sehingga segmen yang lebih kecil lagi investornya bisa masuk," pungkas Alfred.


Rumor stock split, saham BBCA diburu


[Gambas:Video CNBC]


(tas) Next Article Wow! Saham BBCA Rekor Tertinggi, Market Cap Tembus Rp 1.004 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular