Ramai-ramai Emiten Stock Split, Apa Tujuannya?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
11 October 2019 13:27
Pada sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), tepatnya pukul 10:18 WIB, harga saham ketiga perusahaan tersebut terlihat kompak menguat.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sebulan terakhir, wacana pemecahan nilai nominal saham alias stock split diajukan setidaknya oleh tiga perusahaan, yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Uniliver Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Pada sesi I perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), tepatnya pukul 10:18 WIB, harga saham ketiga perusahaan tersebut terlihat kompak menguat. Saham TBIG menguat 2,69% menjadi Rp 6.675/unit saham, MDKA naik 1,18% ke Rp 6.425/unit saham, dan UNVR naik 0,4% menjadi Rp 44.050/unit saham.

Manajemen MDKA menyampaikan rencana stock split perusahaan pada 3 September 2019 sebagai salah satu agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), di mana hasil keputusan RUPSLB telah menyetujui rencana tersebut.

MDKA akan memecah nilai nominal sahamnya dengan rasio 1:5 yang berarti nilai nominal saham yang semula sebesar Rp 100/unit saham akan dipecah menjadi Rp 20/unit saham.

"Salah satu tujuan dari stock split adalah membuat harga saham menjadi lebih rendah dan lebih murah sehingga memiliki valuasi yang sangat menarik bagi investor. Dengan demikian, dampak positif terhadap likuiditas perdagangan saham pada akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham MDKA," ungkap Presiden Direktur MDKA Tri Boewono selepas RUPSLB, Rabu (25/9/2019).

Kemudian, pada 28 September 2019, melalui halaman keterbukaan informasi BEI, UNVR juga menyampaikan niatnya untuk melakukan stock split dengan tujuan perubahan nilai saham dapat membuat harga saham perusahaan menjadi lebih terjangkau.

"Mengumumkan bahwa Perseroan berencana untuk melakukan perubahan nilai nominal saham (stock split). Perseroan menilai aksi korporasi ini akan membuat saham UNVR menjadi lebih terjangkau oleh investor retail kebanyakan," tulis perseroan.

Namun sayangnya UNVR belum menyebutkan rasio pemecahan nilai saham yang akan dilakukan. Manajemen lebih lanjut menyampaikan, perseroan akan menyampaikan usulan stock split dalam RUPSLB yang rencananya akan digelar pada 20 November 2019.

Bagi UNVR, stock split ini merupakan yang ketiga kali dilakukan setelah dua stock split sebelumnya digelar pada tahun 2000 dan 2003, masing-masing dengan rasio pemecahan sama yakni 1:10. Artinya, tiap 1 saham UNVR dipecah menjadi 10 saham.

Lalu, terakhir adalah TBIG yang pada Selasa (8/10/2019) pekan ini mengumumkan niatnya untuk memecah nilai nominal saham perusahaan dengan rasio 1:5, sama seperti rasio stock split MDKA. Perusahaan akan meminta izin terlebih dahulu dari pemegang saham dalam RUPSLB yang akan dilangsungkan pada 30 Oktober 2019 mendatang di Hotel JS Luwansa.

Bersamaan dengan itu, TBIG juga akan meminta persetujuan para pemegang saham untuk menerbitkan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.

Surat utang (notes) tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura yang ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu investor global. Jatuh tempo pembayaran utang pokok paling lama 10 tahun sejak diterbitkan dan jatuh tempo pembayaran bunga setiap 6 bulan. Bunga notes ini ditetapkan maksimal 6% per tahun dengan bunga tetap.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Saham BBCA, UNVR & TBIG Bakal Lebih Murah, Beli Enggak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular