Wow! Saham BBCA Rekor Tertinggi, Market Cap Tembus Rp 1.004 T

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 March 2022 08:45
Gedung Bank BCA
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapitalisasi pasar emiten bank milik Grup Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menembus rekor Rp 1.000 triliun, seiring harga saham perusahaan menyentuh level tertinggi pada perdagangan Selasa (15/3/2022).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar saham BBCA mencapai Rp 1.004,69 triliun, rekor tertinggi sejak bank ini melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada 2000 silam.

Praktis, dengan ini, BBCA semakin meneguhkan posisinya menjadi pemimpin 'klasemen' di bursa saham RI dalam hal kapitalisasi pasar.

Seiring dengan capaian tersebut, harga saham BBCA juga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada penutupan Selasa (15/3), yakni di posisi Rp 8.150/unit. 

Ini berkat reli kenaikan saham selama 5 hari beruntun, yang ditopang oleh derasnya dana investor asing. Asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) Rp 466,71 miliar pada Selasa (15/3).

Asal tahu saja, BCA melakukan IPO pada 31 Mei 2020 dengan harga penawaran perdana Rp 1.400/unit. Semenjak IPO, saham BBCA tercatat sudah beberapa kali melakukan pemecahan nominal (stock split) saham. Terakhir, BBCA melakukan stock split pada pertengahan Oktober 2021 dengan rasio 1:5.

Sementara, selama sepekan, asing sudah masuk ke saham BBCA dengan nilai beli bersih Rp 1,10 triliun di pasar reguler. Adapun sejak awal tahun (ytd), nilai beli bersih oleh asing mencapai Rp 4,20 triliun di pasar reguler, salah satu yang tertinggi di BEI.

Investor asing berbondong-bondong masuk ke saham BBCA didorong oleh hasil kinerja keuangan perusahaan yang moncer dan ekspektasi pembagian dividen tunai yang jumbo.

BCA melaporkan laba bersih sebesar Rp 31,4 triliun sepanjang 2021, tumbuh 15,8% year-on-year (YoY) dari laba bersih tahun 2020.

"Menurut Bapak Jahja [Dirut BCA], kami mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi dan memberikan paket stimulus. BCA mendukung momentum pemulihan ekonomi," ujar EVP Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan BCA Hera F Haryn dalam konferensi pers, Kamis (27/1/2022).

BCA dan entitas anak menutup tahun 2021 dengan total kredit yang tumbuh 8,2% yoy, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional.

Sejalan dengan pencapaian itu, kredit korporasi naik 12,3% YoY mencapai Rp 286,5 triliun di Desember 2021, menjadi penopang utama pertumbuhan total kredit BCA. KPR, yang menjadi kontributor tertinggi kedua, tumbuh 8,2% YoY menjadi Rp 97,5 triliun. Kredit komersial dan UKM juga naik 4,8% YoY menjadi Rp 195,8 triliun.

Sementara itu, KKB terkoreksi 2,4% YoY menjadi Rp36,0 triliun, dan saldo outstanding kartu kredit tumbuh 5,2% YoY menjadi Rp11,8 triliun. Total portofolio kredit konsumer naik 5,1% YoY menjadi Rp148,4 triliun.

Capaian ini mendukung dana giro dan tabungan (CASA) naik 19,1% yoy di Desember 2021. Pertumbuhan dana dan kredit disertai dengan peningkatan kualitas aset, sehingga biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2% didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi.

Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik 16,1% YoY menjadi Rp975,9 triliun, sehingga turut mendorong total aset BCA naik 14,2% YoY mencapai Rp1.228,3 triliun.

BCA sendiri akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Kamis besok (17/3) mulai pukul 09.00 WIB, di Menara BCA, Grand Indonesia, Jakarta.

Menurut keterbukaan informasi di BEI, tercatat ada 7 mata acara dalam RUPST BCA, yang salah satunya terkait penetapan pembagian dividen tunai dari laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Q3-2021, Laba Bersih BCA Tumbuh 15,8% (yoy) Jadi Rp 23,2 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular