
Analisis
Benarkah Langkah Emas Mulai Terbatas? AS-China Mau Damai
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 14:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas amblas 0,75% pada perdagangan Kamis (10/10/19) kemarin hingga kembali ke bawah US$ 1.500/troy ons. Sementara pada hari ini, Jumat (11/10/19) emas menguat 0,36% ke level US$ 1.499,40/troy ons pada pukul 13:39 WIB di pasar spot berdasarkan data Refinitiv.
Pergerakan emas sendiri sangat berfluktuasi sepanjang pekan ini, akibat "gosip" yang beredar di media-media jelang perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Sebelum amblas pada perdagangan Kamis, harga emas sempat melesat hingga ke US$ 1.516,76/troy ons setelah CNBC International mengutip harian South China Morning Post melaporkan perundingan dagang AS-China di tingkat wakil menteri tidak membuat kemajuan apapun.
Harapan akan adanya damai dagang atau setidaknya beberapa kesepakatan kembali meredup, aset-aset berisiko berguguran dan aset aman (safe haven) seperti emas kembali menguat.
Logam mulia perlahan memangkas penguatan setelah CNBC International mendapat jawaban dari pihak Gedung Putih yang menyebutkan laporan South China Morning Post tidak akurat.
Harapan akan adanya damai dagang AS-China semakin menguat merespon pernyataan Presiden AS Donald Trump, akibatnya harga emas terus tertekan.
Sebelum perundingan dagang dimulai Kamis waktu Washington, Presiden Trump, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan akan bertemu langsung degan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik.
"Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski demikian, ekspektasi akan adanya damai dagang yang terlalu tinggi juga dapat berakhir mengecewakan. Sejarah perundingan kedua negara menunjukkan memang manis di awal, tetapi selalu berujung pahit. Kedua negara pada akhirnya malah saling menaikkan bea impor.
Tapi peta permainan bisa berubah jika kedua negara mencapai kesepakatan, ada peluang perekonomian dunia akan bangkit, dan arah kebijakan pelonggaran moneter bank sentral di berbagai belahan dunia juga bisa berbalik.
Kondisi tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi emas, dan harganya berpeluang terus merosot.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Penurunan harga emas Kamis kemarin hampir mencapai support (tahanan bawah) US$ 1.490/troy ons. Jika kali ini support tersebut ditembus emas berpotensi turun lebih dalam.
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) bergerak mendatar di dekat level 0, begitu juga dengan Histogram, yang memberikan gambaran emas sedang dalam fase konsolidasi.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di antara MA 8, MA 21 tetapi di bawah MA 125. Indikator stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).
Emas kembali bergerak di dekat level psikologis US$ 1.500/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Melihat indikator Stochastic yang overbought, selama tertahan di bawah resisten emas berpotensi kembali melemah.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, emas berpeluang turun lebih dalam jika menembus ke bawah US$ 1.490/troy ons. Target penurunan ke area US$ 1.484/troy ons, jika mampu dilewati emas berpotensi turun ke US$ 1.480/troy ons.
Support selanjutnya berada di level US$ 1.474/troy ons.
Sementara jika mampu menembus konsisten di atas US$ 1.500/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.505/troy ons. Peluang ke area US$ 1.512/troy ons menjadi terbuka jika level tersebut juga dilewati.
Resisten selanjutnya berada di level US$ 1.517/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Pergerakan emas sendiri sangat berfluktuasi sepanjang pekan ini, akibat "gosip" yang beredar di media-media jelang perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Sebelum amblas pada perdagangan Kamis, harga emas sempat melesat hingga ke US$ 1.516,76/troy ons setelah CNBC International mengutip harian South China Morning Post melaporkan perundingan dagang AS-China di tingkat wakil menteri tidak membuat kemajuan apapun.
Harapan akan adanya damai dagang atau setidaknya beberapa kesepakatan kembali meredup, aset-aset berisiko berguguran dan aset aman (safe haven) seperti emas kembali menguat.
Logam mulia perlahan memangkas penguatan setelah CNBC International mendapat jawaban dari pihak Gedung Putih yang menyebutkan laporan South China Morning Post tidak akurat.
Harapan akan adanya damai dagang AS-China semakin menguat merespon pernyataan Presiden AS Donald Trump, akibatnya harga emas terus tertekan.
Sebelum perundingan dagang dimulai Kamis waktu Washington, Presiden Trump, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan akan bertemu langsung degan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik.
"Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski demikian, ekspektasi akan adanya damai dagang yang terlalu tinggi juga dapat berakhir mengecewakan. Sejarah perundingan kedua negara menunjukkan memang manis di awal, tetapi selalu berujung pahit. Kedua negara pada akhirnya malah saling menaikkan bea impor.
Tapi peta permainan bisa berubah jika kedua negara mencapai kesepakatan, ada peluang perekonomian dunia akan bangkit, dan arah kebijakan pelonggaran moneter bank sentral di berbagai belahan dunia juga bisa berbalik.
Kondisi tersebut tentunya tidak menguntungkan bagi emas, dan harganya berpeluang terus merosot.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Penurunan harga emas Kamis kemarin hampir mencapai support (tahanan bawah) US$ 1.490/troy ons. Jika kali ini support tersebut ditembus emas berpotensi turun lebih dalam.
![]() Sumber: investing.com |
Pada grafik harian emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru) dan MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) bergerak mendatar di dekat level 0, begitu juga dengan Histogram, yang memberikan gambaran emas sedang dalam fase konsolidasi.
![]() Foto: investing.com |
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di antara MA 8, MA 21 tetapi di bawah MA 125. Indikator stochastic sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).
Emas kembali bergerak di dekat level psikologis US$ 1.500/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Melihat indikator Stochastic yang overbought, selama tertahan di bawah resisten emas berpotensi kembali melemah.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, emas berpeluang turun lebih dalam jika menembus ke bawah US$ 1.490/troy ons. Target penurunan ke area US$ 1.484/troy ons, jika mampu dilewati emas berpotensi turun ke US$ 1.480/troy ons.
Support selanjutnya berada di level US$ 1.474/troy ons.
Sementara jika mampu menembus konsisten di atas US$ 1.500/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.505/troy ons. Peluang ke area US$ 1.512/troy ons menjadi terbuka jika level tersebut juga dilewati.
Resisten selanjutnya berada di level US$ 1.517/troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular