Negosiasi Dagang Lanjut ke Hari Kedua, IHSG Melejit 1,03%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 October 2019 12:19
Sudah Sekian Lama Babak Belur, Saham Konsumer Kini Jadi Primadona
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Saham-saham konsumer menjadi motor penguatan IHSG pada hari ini. Per akhir sesi satu, indeks sektor barang konsumsi melejit 1,17%.

Saham-saham konsumer begitu gencar diburu pelaku pasar pasca sudah diterpa tekanan jual yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Anggapan bahwa daya beli masyarakat Indonesia sedang berada dalam posisi yang lemah menjadi faktor yang memantik aksi jual atas saham-saham konsumer dalam beberapa waktu terakhir. Anggapan ini muncul menyusul rilis data ekonomi yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat.

Pada pekan ini Survei Penjualan Eceran (SPE) periode Agustus 2019 dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI). Sepanjang bulan Agustus, penjualan barang-barang ritel tercatat tumbuh tipis sebesar 1,1% secara tahunan (year-on-year/YoY). 

Pertumbuhan tersebut melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan Juli yang sebesar 2,4% YoY, serta melambat jika dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Agustus 2018) yang sebesar 6,1% YoY.

Untuk periode September 2019, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 2,1% secara tahunan, di bawah pertumbuhan pada September 2018 yang sebesar 4,8% YoY.

Sebagai catatan, sudah sedari bulan Mei pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3% YoY.

Selain itu, rilis angka inflasi ikut menjadi faktor yang memantik aksi jual atas saham-saham konsumer. Pada pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode September 2019. Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,27% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,39%. Deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang memproyeksikan deflasi sebesar 0,15% saja secara bulanan.

Sebelumnya pada periode Agustus, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,49%. Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,16% dan inflasi secara tahunan berada di level 3,54%.

Lebih lanjut, saham emiten produsen rokok yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dilego dalam beberapa waktu terakhir seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif cukai secara signifikan pada tahun depan.

Kini, seiring dengan koreksi yang begitu dalam yang sudah dicatatkan oleh saham-saham konsumer, pelaku pasar melihat adanya kesempatan yang baik untuk melakukan aksi beli. Apalagi, sentimen dari sisi eksternal pada saat ini sedang kondusif.

Saham-saham konsumer yang banyak diburu pelaku pasar pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+3,67%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,79%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,31%), dan PT Kimia Farma Tbk/KAEF (+1,08%).

TIM RISET CNBC INDONESIA

 

 

 

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular