Internasional

Hong Kong Sudah Resesi?

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
11 October 2019 07:34
Hong Kong Sudah Resesi?
Jakarta, CNBC Indonesia- Hong Kong tengah memasuki resesi. Sebagaimana ditulis Bloomberg, sejumlah data menunjukan bahwa di kuartal ketiga ini, negara itu terkonfirmasi mengalami resesi teknikal.

Bahkan media ini menulis Hong Kong tengah masuk ke resesi pertamanya setelah krisis keuangan. Kota ini pun disebut cuma memiliki prospek perbaikan yang sangat minim karena demonstrasi berkepanjangan yang terus terjadi.


Dari hotal mewah hingga pusat perbelanjaan besar sampai toko swalayan kecil dan restoran di pusat pariwisata global itu tutup. Bisnis di Central, Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui ditinggalkan pelanggan.

Pemandangan sepi juga terlihat di bandara Hong Kong yang biasa dipadati pendatang. Bahkan sarana transportasi kota juga tidak beroperasi semenjak tensi pengunjuk rasa yang kembali naik akibat diberlakukannya aturan darurat di Hong Kong.

Kontraksi ekonomi yang terjadi di kuartal kedua 2019 lalu, diperkirakan juga akan terjadi di kuartal ketiga ini. Sejumlah ekonom percaya, data-data yang ada masih menunjukan penurunan.

Sebelumnya, ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3% di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1%.

Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1%. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3%.

"Saya tidak melihat adanya indikator yang kuat yang dapat mengubah situasi ini," kata ekonom Asia Pictet Wealth Management Dong Chen.

"Skenario terbaik adalah, setelah ketidakpastian ini, mereka (pemerintah) muncul dengan rencana jangka panjang atau pengukuran untuk menyelesaikan masalah struktural,".


BERLANJUT KE HAL 2 >>>>
Dalam artikelnya Bloomberg juga menjelaskan sejumlah indikator mengapa Hong Kong sepertinya tengah mengalami resesi:

Penjualan Ritel

Penjualan ritel turun 23% di Agustus dibanding awal tahun. Permintaan barang mewah seperti berlian dan jam turun tajam

Kedatangan Turis

Kedatangan pelancong ke Hong Kong turun hingga 40% di Agustus dibanding awal tahun, sekitar 3,6 juta turis. Ini merupakan angka terburuk, setelah merebaknya virus SAR 2003 lalu.

Ekspor

Ekspor diperkirakan akan jeblok ke level terburuk dalam satu dekade terakhir. Komite Perdagangan Hong Kong bahkan sudah memperingatkan akan memangkas proyeksi pertumbuhan.

Sentimen

Sentimen antara bisnis kecil dan menengah telah turun drastis di Agustus

Indeks Manufaktur

Purchasing Manager's Index (PMI) IHS Markit sedikit naik. Tapi tetap memunjukkan sinyal kontraksi di 41,5.

Sebenarnya, guna menahan penurunan lebih lanjut, pemerintah Hong Kong sempat mengumumkan akan memberikan stimulus di Agustus lalu hingga US$2,4 miliar. Layanan publik menjadi sasaran utama seperti jaminan kesehatan masyarakat.

Carrie Lam pemimpin Hong Kong diprediksi akan kembali menaikkan stimulus di Oktober ini.

"Paket stimulus fiskal yang besar, di waktu yang tepat, termasuk potongan pajak dan insentif memang dapat mengurangi dampak resesi dan merangsang ekonomi dalam jangka pendek," kata ekonom dari Hong Kong Baptist University, Paul Luk.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular