
Semua Serba Tak Pasti, Emas Bisa Menuju US$ 1.600/Oz
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
10 October 2019 06:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih menguat memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Rabu (9/10/19), meski sebelumnya sempat terkoreksi turun akibat kabar bagus dari China. Secara teknikal peluang harga emas ke level US$ 1.600/troy ounce masih terbuka.
Pada pagi ini 06:10 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.516,77/troy ons, menguat 0,57% di pasar spot dibanding harga tadi malam, melansir data investing.com. Perundingan dagang AS-China akan dimulai pada Kamis 10 Oktober besok di Washington dan akan berlangsung selama dua hari.
Dua hari sebelum dimulainya perundingan tersebut, hubungan kedua negara memanas.
CNBC International mengutip South China Morning Post Selasa malam kemarin, mewartakan China menurunkan ekspektasi akan adanya kesepakatan dagang dengan AS. Harian tersebut mengatakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, yang akan memimpin delegasi China tidak mendapat instruksi khusus dari Presiden Xi Jinping.
Seandainya tidak ada kesepakatan dagang saat pertemuan kali ini, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengatakan pada 15 Oktober bea impor produk dari China akan dinaikkan.
Selain itu, pada Senin kemarin AS menambah daftar perusahaan yang masuk daftar hitam (blacklist), termasuk di dalamnya perusahaan yang bergerak di bidang artificial intelligence (AI) China. Kementerian Luar Negeri China akhirnya berkomentar "tetap pantau" untuk pembalasan tindakan AS tersebut.
"Entitas yang terimplikasi melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam bentuk represi di China berupa penahanan dan pengawasan menggunakan teknologi untuk komunitas Uighur, Kazakh, dan kelompok minoritas muslim lainnya," sebut keterangan Kementerian Perdagangan AS yang mendeskripsikan 28 perusahaan yang masuk daftar hitam.
Dengan masuk daftar hitam, artinya 28 perusahaan tersebut tidak bisa melakukan aktivitas bisnis dengan perusahaan AS. Ketegangan kian meningkat kala AS juga menolak permintaan visa terhadap pejabat China yang diduga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan komunitas Muslim. China pun tidak terima.
"Masalah #Xinjiang murni urusan dalam negeri kami sehingga pihak luar tidak diperbolehkan mengintervensi. Kami mendesak AS untuk memperbaiki langkahnya dan berhenti mengintervensi urusan dalam negeri China," cuit Kedutaan Besar China untuk AS melalui Twitter.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat harapan pelaku pasar akan adanya kesepakatan dagang mulai memudar, dan membuat harga emas menguat sejak Selasa kemarin dan hari ini sampai menyentuh level US$ 1.511,20/troy ons.
Namun, sore tadi China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS. Sebagaimana diwartakan CNBC International yang mengutip Bloomberg News, China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS asal tidak ada lagi kenaikan bea impor.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan untuk mencapai beberapa kesepakatan tersebut, pejabat China akan melakukan pembelian lebih banyak produk pertanian AS.
Kabar bagus tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, harga emas sempat melemah 0,4% ke level US$ 1.499,3/troy ons, tetapi hanya berlangsung sesaat, logam mulia kembali pulih. Sampai ada kepastian hasil perundingan dagang kedua negara, kinerja emas sepertinya masih akan terjaga.
Pada pagi ini 06:10 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.516,77/troy ons, menguat 0,57% di pasar spot dibanding harga tadi malam, melansir data investing.com. Perundingan dagang AS-China akan dimulai pada Kamis 10 Oktober besok di Washington dan akan berlangsung selama dua hari.
CNBC International mengutip South China Morning Post Selasa malam kemarin, mewartakan China menurunkan ekspektasi akan adanya kesepakatan dagang dengan AS. Harian tersebut mengatakan Wakil Perdana Menteri China, Liu He, yang akan memimpin delegasi China tidak mendapat instruksi khusus dari Presiden Xi Jinping.
Seandainya tidak ada kesepakatan dagang saat pertemuan kali ini, Presiden AS Donald Trump sebelumnya sudah mengatakan pada 15 Oktober bea impor produk dari China akan dinaikkan.
Selain itu, pada Senin kemarin AS menambah daftar perusahaan yang masuk daftar hitam (blacklist), termasuk di dalamnya perusahaan yang bergerak di bidang artificial intelligence (AI) China. Kementerian Luar Negeri China akhirnya berkomentar "tetap pantau" untuk pembalasan tindakan AS tersebut.
"Entitas yang terimplikasi melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam bentuk represi di China berupa penahanan dan pengawasan menggunakan teknologi untuk komunitas Uighur, Kazakh, dan kelompok minoritas muslim lainnya," sebut keterangan Kementerian Perdagangan AS yang mendeskripsikan 28 perusahaan yang masuk daftar hitam.
Dengan masuk daftar hitam, artinya 28 perusahaan tersebut tidak bisa melakukan aktivitas bisnis dengan perusahaan AS. Ketegangan kian meningkat kala AS juga menolak permintaan visa terhadap pejabat China yang diduga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan komunitas Muslim. China pun tidak terima.
"Masalah #Xinjiang murni urusan dalam negeri kami sehingga pihak luar tidak diperbolehkan mengintervensi. Kami mendesak AS untuk memperbaiki langkahnya dan berhenti mengintervensi urusan dalam negeri China," cuit Kedutaan Besar China untuk AS melalui Twitter.
Memanasnya hubungan kedua negara membuat harapan pelaku pasar akan adanya kesepakatan dagang mulai memudar, dan membuat harga emas menguat sejak Selasa kemarin dan hari ini sampai menyentuh level US$ 1.511,20/troy ons.
Namun, sore tadi China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS. Sebagaimana diwartakan CNBC International yang mengutip Bloomberg News, China dikabarkan siap membuat beberapa kesepakatan dagang dengan AS asal tidak ada lagi kenaikan bea impor.
Selain itu, Financial Times juga melaporkan untuk mencapai beberapa kesepakatan tersebut, pejabat China akan melakukan pembelian lebih banyak produk pertanian AS.
Kabar bagus tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, harga emas sempat melemah 0,4% ke level US$ 1.499,3/troy ons, tetapi hanya berlangsung sesaat, logam mulia kembali pulih. Sampai ada kepastian hasil perundingan dagang kedua negara, kinerja emas sepertinya masih akan terjaga.
Next Page
Peluang ke US$ 1.600/Oz
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular