
Gagal Bertahan di US$1.800/Oz, Emas Tetap Cuan Pekan Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pada perdagangan sepekan ini mengalami penguatan yang sebesar 1,35% ke level US$ 1.798/troy ons dini hari tadi, dibanding US$ 1.774/troy ons pada penutupan perdagangan Jumat lalu (3/7/2020), mengacu data Refinitiv. Harga emas pekan ini sempat berada pada level US$ 1.800/troy ons, tetapi gagal bertahan di level tersebut karena sentimen masih cenderung mixed.
Secara umu, kenaikan harga emas dunia tersebut dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran yang ditimbulkan oleh penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap pertumbuhan ekonomi global yang dapat berujung pada resesi. Hal tersebut membuat investor berburu aset safe haven seperti logam emas sebagai lindung nilai (hedging).
Harga emas di pasar spot memang sedang dibanjiri sentimen positif sejak awal pekan di tengah kekhawatiran bahwa jumlah kasus virus corona baru yang terus meningkat di seluruh dunia.
Hal tersebut dapat memicu tindakan pembatasan aktivitas kembali (lockdown) dan sekali lagi menghentikan kegiatan ekonomi. Pada gilirannya, mengurangi prospek untuk pemulihan ekonomi berbentuk kurva V dan berdampak pada sentimen risiko global.
Jumlah penderita Covid-19 secara global angkanya berhasil tembus 12,6 juta orang. Korban jiwa akibat infeksi virus ganas ini telah mencapai angka 562 ribu orang. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak disusul Brazil dan India.
Selanjutnya, memanasnya kembali situasi di Laut China Selatan (LCS) membuat harga aset-aset lindung nilai seperti emas berhasil menguat. Klaim China yang menguasai 80% LCS atau 2.000 km area dan latihan militer pekan lalu, mengundang AS masuk ke perairan.
Pekan lalu bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan latihan perang di kawasan tersebut. Sedangkan China, yang juga melakukan latihan serupa lebih dulu, menyiagakan militer di Kepulauan Paracels dan menyiagakan senjata anti pesawat terbang, DF-21D dan DF-26.
Ketegangan yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir membuat ramalan perang terbuka antara kedua negara semakin terbuka lebar dan tentunya perang adalah hal yang buruk bagi perekonomia, apalagi di tengah pandemi.
Karena berbagai sentimen inilah emas berhasil menjadi jawara di tengah ketidakpastian global. Harga emas di pasar spot bahkan sempat terbang menembus level psikologisnya di angka US$ 1.800/troy ons dan berhasil memecahkan rekor tertinggi sejak 2012 silam.
Sedangkan penurunan emas pada dua hari perdagangan terakhir terjadi dikarenakan oleh aksi profit taking investor karena selama 2 pekan terakhir harga emas sudah membumbung tinggi. Faktanya banyak analis memprediksi harga emas akan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa dalam waktu dekat yaitu US$ 1.911/troy ons.
Bahkan ada ramalan yang sangat ekstrim yaitu emas dunia diprediksi terbang hingga US$ 10.000/troy ons, oleh Dan Olivier, pendiri Myrmikan Capital. Ini adalah perusahaan pengelola dana yang berbasis di New York yang fokus pada riset emas (Myrmikan Research) dan pengelola dana Myrmikan Gold Fund.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebentar ke US$ 2.000/Oz, Harga Emas Langsung Balik Kanan
