
Emiten Ritel Tertekan, CLSA Borong Saham HERO Rp 15 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) sepi ditransaksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin (7/10/2019) di tengah sentimen negatif yang menerpa emiten milik Grup Jardine Matheson ini yakni penutupan gerai supermarket Giant.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham HERO sejak awal tahun hingga saat ini minus 12,03% di level Rp 695/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,91 triliun.
Data laporan kepemilikan saham HERO per 30 September lalu menunjukkan, investor asing malah menambah kepemilikan saham HERO melalui sekuritas luar negeri.
Tercatat, kepemilikan CLSA Ltd (Client A/C) bertambah menjadi 5,23% (218.879.663 saham) dari sebelumnya 4,72% (197.661.863) saham atau bertambah 21.217.800 saham. Dengan asumsi harga hari ini, maka CLSA menambah saham HERO dengan mengeluarkan dana Rp 14,75 miliar.
Adapun pemegang saham lain masih sama yakni Mulgrave Corporation 63,59% atau 2.660.194.960 saham, The Dairy Farm juga sama yakni 17,45% atau 729.975.094 saham. Mulgrave dan The Dairy Farm sama-sama dimiliki Jardine Matheson yang juga memiliki saham mayoritas PT Astra International Tbk (ASII).
Adapun pemegang saham lokal yakni PT Hero Pusaka Sejati masih tidak berubah yakni 2,68% atak 112.123.931 saham, sementara publik 11%, dan sisanya direksi dan komisaris.
Per Juni 2019, pemegang saham HERO yakni Mulgrave 63,59%, The Dairy Farm 22,17%, Hero Pusaka 2,68% dan publik 11,56%.
Sebagai informasi, CLSA adalah sekuritas yang didirikan oleh Jim Walker and Gary Coul, dua jurnalis ekonomi pada tahun 1986, sebagaimana terungkap dalam situs resminya.
Saham CLSA pun akhirnya diakuisisi sekuritas asal China, CITIC Securities pada Juli 2013. Di Indonesia, sekuritas yang berbasis di Hong Kong ini juga memiliki broker di bawah bendera CLSA Sekuritas Indonesia dengan kode broker KZ. Saham sekuritas ini dipegang mayoritas 60% oleh CLSA (Credit Lyonnais Securities Asia BV).
Pada Agustus-September lalu, saham HERO diterpa kabar tak sedap rencana penutupan salah satu gerai Giant di Poins Square, Lebak Bulus, melanjutkan penutupan gerai Giant pada pertengahan tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang di rilis perseroan Februari lalu, kerugian yang dialami perseroan sepanjang 2018 meningkat tajam. Nilainya mencapai Rp 1,25 triliun dari Rp 191,41 miliar pada 2017.
Sepanjang 2018 perseroan harus menerima kenyataan pendapatan turun 0,49% menjadi Rp 12,97 triliun dari Rp 13,03 pada 2017. Padahal, beban usaha perseroan turun 3,29% menjadi Rp 9,27 triliun.
Per Juni 2019, laba perseroan merosot sebesar 77% menjadi Rp 7,9 miliar dari catatan Juni tahun sebelumnya senilai Rp 34,29 miliar. Adapun, pendapatan HERO turun 2,5% menjadi Rp 6,67 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 6,84 triliun.
"Keuntungan turun sebesar Rp 26 miliar disebabkan oleh investasi yang signifikan pada bisnis IKEA," ujar Presiden Direktur Hero Supermarket Patrick Lindvall dalam keterangan resmi di BEI.
Namun Lindvall menegaskan meski laba turun, terdapat pertumbuhan yang menjanjikan pada bisnis makanan bersamaan dengan dimulainya pelaksanaan transformasi bisnis perseroan.
"Ekspansi yang signifikan di IKEA sedang berlangsung sebagai investasi pada pertumbuhan di masa depan. Transformasi multi-tahun berjalan sesuai rencana untuk meningkatkan kinerja jangka panjang," tegasnya.
![]() |
(tas/hps) Next Article Usai Tekor Rp 1,2 T, Hero Cetak Laba Bersih Rp 71 M di 2019
