Usai Tekor Rp 1,2 T, Hero Cetak Laba Bersih Rp 71 M di 2019

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 March 2020 14:14
PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan bersih sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 12,27 triliun.
Foto: Hero Supermarket (detikFoto/Ari Saputra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) mencatatkan pendapatan bersih sepanjang tahun 2019 sebesar Rp 12,27 triliun, turun 5,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp 12,97 triliun.

Mengacu laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kendati pendapatan turun, perseroan berhasil memulihkan kinerja bottom line. HERO mampu mencetak laba bersih Rp 70,64 miliar, padahal di tahun 2018 perseroan masih menderita rugi bersih Rp 1,25 triliun.

Tahun ini, manajemen HERO menegaskan akan terus melakukan ekspansi gerai khususnya di lini bisnis IKEA. Setidaknya perseroan berencana menambah dua gerai IKEA di Cakung (Jakarta Timur) dan Bandung (Jawa Barat).


Presiden Direktur HERO Patrick Lindvall menyatakan, perseroan membuka satu gerai IKEA di Kawasan Sentul City, Bogor, Jawa Barat, pada tahun lalu. Dipilihnya Sentul City karena HERO tak melakukan investasi besar-besaran sejak awal untuk pembangunan IKEA.

"Bangunannya sudah ada, jadi biaya investasinya tidak sebesar IKEA lainnya," ucap Patrick, dalam gelaran paparan publik di Kantor HERO Group, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Jumat (29/11/2019).

Foto: Paparan publik PT Hero Supermarket Tbk di Tangerang Selatan, Jumat, 29 November 2019 (Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia)


Dengan diresmikannya gerai Sentul, saat ini IKEA punya dua gerai. Satu gerai lainnya berada di Alam Sutera, Tangerang. Adapun, untuk target pembukaan gerai di Cakung dan Bandung ditargetkan akan mulai beroperasi pada triwulan keempat 2020.

Bisnis ritel Hero dalam hal ini yakni Hero dan Giant sebelumnya tertekan, bahkan beberapa gerai ditutup, sementara kontribusi Guardian dan IKEA menunjukkan pertumbuhan yang positif.


Manajemen HERO terus melakukan berbagai strategi menghadapi tantangan lesunya industri ritel domestik.

Patrick Lindvall menjelaskan, situasi industri ritel memang masih sangat menantang, tapi masih punya ruang untuk tumbuh karena adanya ceruk pasar yang besar. Pasalnya Indonesia merupakan negara dengan populasi yang besar di mana usia di bawah 30 tahun diperkirakan mencapai 170 juta.

"Ini jadi platform yang menarik bagi perusahaan ritel," kata Patrick.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/hps) Next Article Laba Anjlok, HERO Rombak Direksi dan Komisaris

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular